Fungsi
dalam sebuah kalimat saling bergantungan antara unsur-unsur dari suatu
perangkat sehingga perangkat itu merupakan keutuhan dan membentuk sebuah
struktur. Fungsi yang terdapat dalam sebuah kalimat bersifat sintaksis. Hal
tesebut berkaitan dengan urutan kata atau frase dalam sebuah kalimat. Fungsi
sintaksis yang utama dalam bahasa adalah subjek, predikat, objek, pelengkap,
dan keterangan. Untuk dapat mengetahui fungsi dari unsur kalimat tersebut,
terdapat ciri-ciri subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
1. Subjek
Subjek
adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat.
Dengan mengetahui ciri – ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang
dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Jawaban atas pertanyaan Apa atau
Siapa. Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan
apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang
berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut:
1. Disertai Kata “Itu”
Kebanyakan
subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan
takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama
orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain dan juga pronomina tidak
disertai kata itu.
Contoh : Kucing itu (S)
mengejar tikus.
2. Mempunyai Keterangan
Pewatas “yang”
Kata
yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan
menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Rumah yang mewah (S) adalah milik Ayah.
3. Tidak
Didahului Preposisi
Subjek
tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang
sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
Contoh : Di bangunan itu (bukan subjek) dibuatkan jendela besar.
4. Berupa Nomina atau
Frasa Nominal
Subjek kebanyakan
berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba
atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
5. Jika diubah menjadi
kalimat tanya S tidak dapat diberi partikel –kah dan tidak dapat dipertegas
dengan partikel –lah
6. Bagian yang
diterangkan predikat.
Subjek
dapat dicari dengan pertanyaan ‘Apa atau Siapa yang tersebut dalam predikat’.
Sedangkan predikat adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek. Predikat
dapat ditentukan dengan pertanyaan ‘yang tersebut dalam subjek sedang apa,
berapa, di mana, dan lain-lain’.
Contoh: Sedang
belajar(P) mereka itu(S).
Fungsi
tersebut bisa dibuktikan dengan pertanyaan ‘Siapa yang sedang belajar?
Jawabannya ‘mereka itu’.
2. Predikat
Predikat
adalah bagian yang memberikan keterangan tentang sesuatu yang berdiri sendiri
atau subjek itu, yang menyatakan apa yang dikerjakan atau dalam keadaan apakah
subjek itu.
Beberapa pendapat
mengenai pengertian Predikat, diantaranya :
Menurut Bloomfield (1933),menyebutkan
bahwa predikat dengan verba vinit yang berarti melaksanakan perbuatan.
Menurut Lyons dan Alieva (1995/1991)
: Predikat adalah keterangan mengenai orang atau barang, dengan istilah sebutan
dengan makna yang sama.
Menurut Ramlan (1996)
:Predikat adalah merupakan unsur klausa yang selalu ada dan merupakan pusat
klausa karena memiliki hubungan dengan unsur-unsur lainnya yaitu, dengan S, O,
dan K.
Menurut Suparman (1988),
predikat mempunyai ciri-ciri atau penanda formal yaitu:
a)
Penunjuk aspek : sudah, sedang, akan,
yang selalu ada didepan predikat.
b)
Kata kerja bantu : boleh, harus, dapat.
c)
Kata petunjuk modal : mungkin, seharusnya, jangan-jangan.
d)
Beberapa keterangan lain : tidak, bukan, justru, memang,
yang terletak diantara S, dan P
e)
Kata kerja kopula : ialah, adalah, merupakan, menjadi.
Biasanya kata ini digunakan merangkaikan predikat nomina dengan S-nya, khusus
FB-FB (Frase Benda-Frase Benda).
Ciri-ciri predikat secara lebih terperinci.
1. Jawaban atas
Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi
makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapa atau
bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat
yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
2. Kata Adalah atau
Ialah
Predikat kalimat dapat
berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek
kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap
tidak jelas.
3. Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa
Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba atau
adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan
penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
4. Dapat Disertai
Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang
berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,
sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai
modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin,
hendak, dan mau.
5. Unsur Pengisi
Predikat
Predikat suatu kalimat
dapat berupa:
Kata, misalnya verba,
adjektiva, atau nomina.
Frasa, misalnya frasa
verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
6. Predikat dapat
diberi partikel –kah.
Contoh:
Merka itu (S) sedang
belajar(P).
Sedang belajarkah
mereka itu?
Merekakah sedang
belajar? (salah)
3. Objek
Unsur
kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat
yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek.
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-)
tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek
kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini sebagai berikut.
1. Langsung di Belakang
Predikat
Objek hanya memiliki
tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
2. Dapat Menjadi Subjek
Kalimat Pasif
Objek yang hanya
terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat
aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk
verba predikatnya.
3. Tidak Didahului
Preposisi
Objek yang selalu
menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata
lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
4. Objek Berupa Frasa
Nomina atau Pengganti Frasa Nomina
Objek mengikuti
predikat yang berupa verba transitif (memerlukan objek) atau semi-transitif dan
pelengkap mengikuti predikat yang berupa verba intransitif(tidak memerlukan
objek).
Contoh:
a. Transitif
(memerlukan objek)
1. Orang itu(S)
menjual(P). (Salah)
2. Orang itu(S)
menjual(P) es kelapa muda(O)
b. intransitif (tidak
membutuhkan objek)
1. Orang itu(S) sedang
mengejar(P) pencuri (O).
4. Pelengkap
Baik
objek, maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya juga sering
menduduki tempat yang sama, yakni dibelakang verba (Alwi,et. Al, 1998). Persamaan dan perbedaan antara objek dan
pelengkap dapat dilihat pada ciri-ciri, sebagai berikut :
Objek
|
Pelengkap
|
a.
Berwujud frase nomina atau klausa
b.
Berada langsung di belakang predikat
c.
Menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
d.
Dapat di ganti dengan pronomina
|
a.
Berwujud frase nomina, frase verba, frase ajektifa,
frase preposisional, atau klausa
b.
Berada langsung di belakang predikat jika tidak ada
objek dan di belakang objek jika unsur ini hadir.
c.
Tidak dapat menjadi subjek akibat pemasifan kalimat
d.
Tidak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam
kombinasi preposisi selain di, ke, dari, akan.
|
Kridalaksana menyatakan
bahwa berdasarkan hubungan di antara pelengkap dan subjek serta objek,
pelengkap dapat dibedakan atas :
a.
Pelengkap subjek,
b.
Pelengkap objek,
c.
Pelengkap pengguna : nomina atau frase nomina yang
melengkapi verba transitif yang secara semantif menjadi penerima atau yang di
untungkan oleh perbuatan,
d.
Pelengkap pelaku : bagian klausa berupa nomina atau
frase nomina yang melengkapi verba pasif dan secara semantik merupakan pelaku,
e.
Pelengkap sebab : bagian klausa berupa nomina atau
frase nomina yang melengkapi verba berkonfiks ke-an yang bermakna ‘mengalami’;
atau nomina yang melengkapi verba bersruktur ber-V-kan,
f.
Pelengkap penkhususan : bagiab klausa berupa nomina
atau frase nomina yang secra semantik merupakan spesifikasi daro nomina yang
terdapat dalam predikatnya (predikat itu predikat verba denominal),
g.
Pelengkap resiplokal : bagian klausa yang berupa nomina
atau frase nomina yang melengkapi verba resiplokal,
h.
Pelengkap pemeri : bagian klausa yang berupa adjektiva,
atau frase adjektiva numeralia, atau frase numeralia yang menerangkan nomina
dalam predikatnya.
5. Keterangan
Keterangan
merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah
letaknya. Keterangan dapat berada di akhir, awal, dan di tengah kalimat (Suparman dan Alwi).
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut
tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi
tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa
kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh
preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata penghubung,
seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga. Berikut ini
beberapa ciri unsur keterangan.
1. Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek,
predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang
kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib. Keterangan
adalah bagian kalimat yang menerangkan subjek, predikat, objek atau pelengkap.
Berupa frasa nomina, preposisi, dan konjungsi.
2. Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat,
keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan
dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan
predikat.
Contoh:
Dulu(Ket) orang itu(S)
menjual(P) es kelapa muda(O) di jalan Surabaya(Ket).
Terdapat bermacam-macam
keterangan berdasarkan maknanya dan tandanya :
a.
Keterangan tempat : di, ke, dari, dalam, pada.
b.
Keterangan waktu : pada, dalam, se-, sebelum,
sesudah, selama, sepanjang.
c.
Keterangan alat : dengan.
d.
Keterangan tujuan : agar/ supaya, untuk, bagi, demi.
e.
Keterangan cara : dengan, secara, dengan cara, dengan jalan.
f.
Keterangan penyerta : dengan, bersama, beserta.
g.
Keterangan perbandingan : seperti, bagaikan, laksana.
h.
Keterangan sebab : karena, sebab.
i.
Keterangan kesalinagn : saling.
j.
Keterangan akibat : sehingga, sampai, akibat.
k.
Keterangan alasan : berdasar hal itu, sehubungan dengan hal itu.
l.
Keternagn asal : dari.
m.
Keterangan kualitas : dengan.
n.
Keterangan kuantitas : banyak, sedikit, cukup.
o.
Keterangan modalitas : mustahil, barangkali, moga-moga.
p.
Keterangan perlawanan : meskipun, walaupun.
q.
Keterangan perwatasan : selain, kecuali.
r.
Keterangan objek :
s.
Keterangan subjek : dan
t.
Keterangan syarat : jika, kalau.
Analisis kalimat
berdasarkan fungsi sintaksis, dalam suatu kalimat tidak selalu berfungsi
sintaksis itu terisi, tetapi setidaknya ada konstituen pengisi subjek dan
predikat. Konstituen lainnya banyak ditentukan oleh konstituen pengisi
predikat.
Contoh :
a.
Dia tidur di kamar depan
S
P Ket.Tempat
b.
Mereka sedang belajar bahasa Indonesia sekarang
S
P Pel
Ket.waktu
Post a Comment
Post a Comment