Berikut ini contoh gaya bahasa atau majas beserta dengan penjelasannya dalam
pelajaran bahasa Indonesia. Bila belum memahami tentang pengertian gaya bahasa
atau majas dapat link ini.
1. Sinar mentari pagi menyapa diriku yang masih
memejamkan mata di atas tempat tidur. personifikasi
2. Kami semua benci dengan lintah darat itu. metafora
3. Senyumnya laksana pelangi yang menyejukkan hati. simile
4. Kalau berani, tanyakan saja pada Budi, si pintar itu yang tidak tahu akan apa pun. ironi
5. Rajin benar kau ini sehingga kamarmu pun masih berantakan. ironi
6. Saya tidak melihat scoopy kesayangan kakek tadi malam. metonimia
7. Setiap kepala wajib membayar denda Rp 10.000,-. Pars pro toto
8. Indonesia bertemu dengan Australia dalam kejuaraan Bulu Tangkis dunia. Totem to parte
9. Tertawanya dapat mengguncang dunia. hiperbola
10. Ia bekerja menjadi pramusaji di toko itu. eufemisme
11. Darah yang merah ini telah keluar melalui pergelangan tangan ini. pleonasme
12. Raja siang keluar dari ufuk timur. metafora
13. Si raja merah telah membakar dan meluluhlantahkan toko tetanggaku. metafora
14. Suara sirine polisi yang mengaung-ngaung membuat warga bangun di tengah malam. personifikasi
15. Ombak pun saling berkejar-kejaran menuju tepi pantai. personifikasi
16. Musdalifah membawakan 8 gelas Aqua untuk para tamunya. metonimia
17. Rojo lele harganya semakin naik, padahal upah minimum buruh tak pernah naik. metonimia
18. Memberi wawasan pada orang tua tak ubahnya seperti menulis di atas air. simile
19. Miskin kaya bukan jaminan seseorang masuk surga. antitesis
20. Aku selalu merasa sendiri di tengah ramai dan bisingnya kota Jakarta yang megah ini. paradoks
21. Gemuruh suaranya menggelegar membelah angkasa. hiperbola
22. Ini baru namanya siswa teladan, bangun tengah hari, pulang main habis subuh. ironi
23. Pelit sekali kau terhadap ibumu sendiri. sinisme
24. Mau muntah aku melihat sikapmu, pergi kau! sarkasme
25. Dengan sentuhan sedikit saja, benda ini bisa langsung bergeser ke samping. pleonasme
26. Dialah satu-satunya yang ku nanti, dialah satu-satunya yang ku tunggu, dialah satu-satunya yang ku harap. repetisi
27. Semua orang mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa ikut antri daging murah. klimaks
28. Kami sediakan semua ukuran baju mulai dari XXL, XL, L, M, sampai yang S. antiklimaks
29. Sholat jum’at dilakukan hari apa? retoris
30. Hujan itu menari-nari di atas genting. paersonifikasi
31. Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku. litotes
32. Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit. hiperbola
33. Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku. personifikasi
34. Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya. Pars pro toto
35. Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini. repetisi
36. Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7. hiperbola
37. Laki-laki dan perempuan banyak yang menonton film tersebut. antitesis
38. Rajin sekali kau masuk sekolah, sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi. ironi
39. Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa. sinisme
40. Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi. sinisme
41. Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan! sarkasme
42. Seluruh pelajar yang berada di bawah segera naik ke atas. pleonasme
43. Wajahnya cantik bagaikan rembulan. simile
44. Kembang desa yang sedang mencari pasangan. metafora
45. Hari ini akau tidak melihat Muka si Toni. Pars pro toto
46. Dia sedang membuat secangkir kopi kapal api. metonimia
47. Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi. tautologi
48. Jadilah jantan jujur jenius! aliterasi
49. Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu. asonansi
50. Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, selama itu, kemajuan apa sajakah yang sudah kita capai? koreksio
2. Kami semua benci dengan lintah darat itu. metafora
3. Senyumnya laksana pelangi yang menyejukkan hati. simile
4. Kalau berani, tanyakan saja pada Budi, si pintar itu yang tidak tahu akan apa pun. ironi
5. Rajin benar kau ini sehingga kamarmu pun masih berantakan. ironi
6. Saya tidak melihat scoopy kesayangan kakek tadi malam. metonimia
7. Setiap kepala wajib membayar denda Rp 10.000,-. Pars pro toto
8. Indonesia bertemu dengan Australia dalam kejuaraan Bulu Tangkis dunia. Totem to parte
9. Tertawanya dapat mengguncang dunia. hiperbola
10. Ia bekerja menjadi pramusaji di toko itu. eufemisme
11. Darah yang merah ini telah keluar melalui pergelangan tangan ini. pleonasme
12. Raja siang keluar dari ufuk timur. metafora
13. Si raja merah telah membakar dan meluluhlantahkan toko tetanggaku. metafora
14. Suara sirine polisi yang mengaung-ngaung membuat warga bangun di tengah malam. personifikasi
15. Ombak pun saling berkejar-kejaran menuju tepi pantai. personifikasi
16. Musdalifah membawakan 8 gelas Aqua untuk para tamunya. metonimia
17. Rojo lele harganya semakin naik, padahal upah minimum buruh tak pernah naik. metonimia
18. Memberi wawasan pada orang tua tak ubahnya seperti menulis di atas air. simile
19. Miskin kaya bukan jaminan seseorang masuk surga. antitesis
20. Aku selalu merasa sendiri di tengah ramai dan bisingnya kota Jakarta yang megah ini. paradoks
21. Gemuruh suaranya menggelegar membelah angkasa. hiperbola
22. Ini baru namanya siswa teladan, bangun tengah hari, pulang main habis subuh. ironi
23. Pelit sekali kau terhadap ibumu sendiri. sinisme
24. Mau muntah aku melihat sikapmu, pergi kau! sarkasme
25. Dengan sentuhan sedikit saja, benda ini bisa langsung bergeser ke samping. pleonasme
26. Dialah satu-satunya yang ku nanti, dialah satu-satunya yang ku tunggu, dialah satu-satunya yang ku harap. repetisi
27. Semua orang mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa ikut antri daging murah. klimaks
28. Kami sediakan semua ukuran baju mulai dari XXL, XL, L, M, sampai yang S. antiklimaks
29. Sholat jum’at dilakukan hari apa? retoris
30. Hujan itu menari-nari di atas genting. paersonifikasi
31. Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku. litotes
32. Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit. hiperbola
33. Hembusan angin di tepi pantai membelai rambutku. personifikasi
34. Sejak kemarin dia tidak kelihatan batang hidungnya. Pars pro toto
35. Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini. repetisi
36. Dia berteriak sampai suaranya menembus langit ke-7. hiperbola
37. Laki-laki dan perempuan banyak yang menonton film tersebut. antitesis
38. Rajin sekali kau masuk sekolah, sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di absensi. ironi
39. Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang siswa. sinisme
40. Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi. sinisme
41. Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus mengerjakan! sarkasme
42. Seluruh pelajar yang berada di bawah segera naik ke atas. pleonasme
43. Wajahnya cantik bagaikan rembulan. simile
44. Kembang desa yang sedang mencari pasangan. metafora
45. Hari ini akau tidak melihat Muka si Toni. Pars pro toto
46. Dia sedang membuat secangkir kopi kapal api. metonimia
47. Hidup akan terasa tenteram, damai, dan bahagia jika semua anggota keluarga saling menyayangi. tautologi
48. Jadilah jantan jujur jenius! aliterasi
49. Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu. asonansi
50. Sudah setengah abad kita merdeka, eh bukan, 60 tahun malah, selama itu, kemajuan apa sajakah yang sudah kita capai? koreksio
Post a Comment
Post a Comment