Dahulu ....
Aku sangat kagum pada manusia yang :
Cerdas,
Kaya,
Berhasil dalam Karir,
Hidup sukses,
dan Hebat
Dunianya.
Sekarang ...
Aku memilih untuk mengganti kriteria
kekagumanku.
Aku kagum dengan :
Manusia yang hebat di mata Tuhan,
Sekalipun kadang penampilannya begitu
biasa dan sangat bersahaja.
Dahulu ...
Aku memilih marah ketika merasa 'Harga
Diriku' dijatuhkan oleh orang lain yang 'Berlaku Kasar Kepadaku' dan
menyakitiku dengan 'Kalimat-Kalimat Sindiran'.
Sekarang ....
Aku memilih untuk
Banyak bersabar dan berusaha memaafkan karena
aku yakin 'Ada Hikmah Lain' yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk
memaafkan dan bersabar.
Dahulu ...
Aku memilih mengejar dunia dan menumpuknya
sebisaku....
Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah
'Makan dan Minum' untuk hari ini.
Sekarang ...
Aku memilih untuk bersyukur dan bersyukur dengan
apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa 'Mengisi Waktuku' hari ini
dengan apa yang bisa aku lakukan atau diperbuat dan bermanfaat 'Untuk
Sesamaku'.
Dahulu ...
Aku berpikir bahwa aku bisa membahagiakan
Orang tua,
Saudara,
dan teman-temanku
Jika aku berhasil dengan duniaku ternyata
yang membuat mereka bahagia 'Bukan Itu', melainkan :
Ucapan,
Sikap,
Tingkah,
dan Sapaanku kepada mereka.
Sekarang ...
Aku memilih untuk membuat mereka bahagia dengan
apa yang ada padaku karena aku ingin bermanfaatnya diriku ditengah-tengah
mereka.
(Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat
buat manusia lainnya)
Dahulu ...
Fokus pikiranku adalah membuat rencana-rencana
dahsyat untuk duniaku...
Ternyata aku menjumpai teman dan
saudara-saudaraku begitu cepat menghadap kepada-NYA...
Sekarang ...
yang menjadi fokus pikiran dan rencana-rencanaku
adalah bagaimana agar hidupku dapat berkenan di mata Tuhan dan sesama jika
suatu saat nanti diriku dipanggil oleh-NYA.
→ Τak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat menikmati
'Teriknya Matahari Esok Pagi'
→ Τak ada yang bisa memberikan jaminan kepadaku bahwa aku
masih bisa 'Menghirup udara Besok Hari'.
Jadi apabila hari Ini dan esok hari aku
masih hidup, itu adalah karena kehendak Tuhan
semata, bukan kehendak siapa-siapa...
Renungan ini mengintropeksi kita agar
lebih mawas diri bahwa :
'Dahulu' aku ini siapa?
Dan 'Sekarang' aku mau kemana?
Semoga bermanfaat
Post a Comment
Post a Comment