Manusia
merupakan mahkluk sosial, artinya tidak dapat hidup sendiri. Oleh karena itu,
manusia membutuhkan manusia yang lain. Dalam kehidupan sehari-hari pastinya
kita berteman dengan banyak orang. Kita senantiasa menjalin hubungan yang
harmonis dengan orang lain. Namun kadang kala, kita berteman dengan seseorang
tetapi teman kita terkadang (mungkin) jauh dari akhlak yang terpuji. Oleh karena
itu, kita harus berhati-hati dalam memilih teman( bukan untuk bermaksud untuk
membeda-bedakan orang). Berikut ini ada beberapa hadist tentang sahabat yang
perlu diketahui agar kita dapat bergaul dengan sesama.
“Seseorang
itu adalah mengikut agama temannya, oleh itu hendaklah seseorang itu meneliti
siapa yang menjadi temannya.”
(Hadist riwayat Abu Daud).
“Diumpamakan rekan yang soleh dan rekan yang
jahat ialah seperti (berkawan) dengan penjual minyak wangi dan tukang besi.
Penjual minyak wangi tidak akan menyia-nyiakan anda, sama ada anda membelinya
atau hanya mendapat bau harumnya. Tukang besi pula boleh menyebabkan rumah anda
atau baju anda terbakar, atau mendapat bau busuk.”
(Hadist al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari).
“Sebaik
baik sahabat di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan
sebaik baik jiran di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap jirannya.”
(Hadist riwayat al-Hakim)
Dari Nu’man bin Basyir r.a., Rasulullah SAW bersabda,
“Perumpamaan
persaudaraan kaum muslimin dalam cinta dan kasih sayang di antara mereka adalah
seumpama satu tubuh. Apabila satu anggota tubuh sakit maka mengakibatkan
seluruh tubuh menjadi demam dan tidak bisa tidur.”
(Hadist riwayat Muslim)
“Seorang Muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak menzaliminya, merendahkannya, menyerahkan (kepada musuh) dan tidak menghinakannya.”
(Hadist riwayat Muslim)
Dalam ayat Al Quran yang mengisyaratkan mengenai peranan dan pengaruh kawan, antaranya firman-Nya yang artinya:
“Wahai
orang yang beriman! Bertakwalah dan hendaklah kamu bersama-sama orang yang
bersifat benar.”
(Surah at-Taubah, ayat 119)
(Surah at-Taubah, ayat 119)
Daripada Abu Hurairah r.a. yang artinya, bahawasanya ada seorang lelaki yang pergi menziarahi saudaranya yakni sahabatnya di sebuah kampung yang lain. Lalu Allah menyuruh seorang malaikat untuk memerhatikannya di dalam perjalanan. Lalu malaikat itu bertanya kepada lelaki itu, “Hendak ke mana engkau?” Lelaki tersebut menjawab, “Aku hendak menemui seorang sahabatku di kampung itu”. Malaikat bertanya lagi, “Adakah bagimu bumi kepadanya yang engkau mengharap balasan daripadanya?” Tidak, aku mencintainya karena Allah SWT. Maka berkatalah malaikat itu kepadanya, “Bahwa sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah kepada engkau. Bahwa sesungguhnya Allah SWT telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai dia karena Allah”.
(Hadist riwayat Muslim).
Bagaimana ciri-ciri seorang sahabat yang baik?
Pesanan
al-Qamah (seorang sahabat Rasulullah SAW) kepada anaknya,
“Wahai anakku, sekiranya engkau berasa perlu untuk bersahabat dengan seseorang, maka hendaklah engkau memilih orang yang sifatnya seperti berikut:
Pilihlah
sahabat yang suka melindungi sahabatnya, dia adalah hiasan diri kita dan
jika kita dalam kekurangan nafkah, dia suka mencukupi keperluan.
Pilihlah seorang sahabat yang apabila engkau mengulurkan tangan untuk memberikan jasa baik atau bantuanmu, dia suka menerima dengan rasa terharu, jikalau ia melihat kebaikan yang ada pada dirimu, dia suka menghitung-hitungkan (menyebutnya) .
Pilihlah
seorang sahabat yang apabila engkau mengulurkan tangan untuk memberikan jasa
baik atau bantuanmu, ia suka menerima dengan rasa terharu dan dianggap sangat
berguna, dan jika ia mengetahui mengenai keburukkan dirimu ia suka menutupinya.
Pilihlah sahabat yang jikalau engkau meminta sesuatu daripadanya, pasti ia memberi, jikalau engkau diam, dia mula menyapamu dulu dan jika ada sesuatu kesukaran dan kesedihan yang menimpa dirimu, dia suka membantu dan meringankanmu serta menghiburkanmu.
Pilihlah sahabat yang jikalau engkau berkata, ia suka membenarkan ucapan dan bukan selalu mempercayainya saja. Jikalau engkau mengemukakan sesuatu persoalan yang berat dia suka mengusahakannya dan jika engkau berselisih dengannya, dia suka mengalah untuk kepentinganmu.
Dalam sebuah kitab ada yang menyebutkan,
“Jangan
berkawan dengan seseorang yang tidak membangkitkan semangat taat kepada Allah,
amal kelakuannya dan tidak memimpin engkau ke jalan Allah.” Dalam satu hadist
yang bermaksud, “Seseorang akan mengikuti pendirian (kelakuan) temannya, kerana
itu tiap orang harus memilih siapakah yang harus didekati sebagai kawan
(teman).”
Sebaik-baik sahabat
Dan
sekiranya engkau berkawan seorang biasa saja yang tidak menurutkan hawa
nafsunya, lebih baik daripada berkawan dengan orang alim yang selalu menurutkan
hawa nafsunya. Bersahabat dengan yang lebih rendah akhlaknya dan imannya sangat
berbahaya, sebab persahabatan itu saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Hati-hatilah memilih kawan, kerana kawan boleh menjadi cermin peribadi
seseorang. Apa pun berkawanlah karena Allah SWT untuk mencari ridha-Nya. Amin
Post a Comment
Post a Comment