Rasulullah bersabda: “Bila
seseorang mengunjungi saudaranya, maka Allah berkata kepadanya: “Engkau dan
perjalananmu itu adalah baik, dan engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal
di al jannah (surga).” (Shahih Al Adabul Mufrad no. 345, dari sahabat Abu Hurairah
). Semoga kita senantiasa mendapatkan keridhaan dari setiap amal perbuatan yang
telah kita lakukan di dunia ini. Bertamu ke rumah saudara atau teman kita
merupakan salah satu amalan yang paling baik. Kita telah menambah rasa
persaudaraan kita di antara sesama muslim. Bertamu kepada kerabat kita
merupakan amalan yang amatlah mulia dan bernilai ibadah. Ada beberapa etika
atau adab bertamu dalam Islam yang harus diperhatikan, baik oleh tamu atau pun
sang tuan rumah. Sebagai agama yang sempurna, Islam telah menetapkan ketentuan
yang bisa menjadi acuan seorang Muslim saat bertamu kepada kerabatnya.
8
Adab bertamu menurut Islam yang perlu diketahui oleh kita.
1. Beri’tikad atau
Mempunyai Niat yang Baik dalam bertamu
Di dalam bertamu hendaknya kita
mempunyai niat yang baik untuk mengunjungi saudara kita. Bermula dari i’tikad
dan niat ini akan mendorong kunjungan yang akan dilakukan senantiasa dirahmati
dan diridhai oleh Allah SWT. Dengan adanya niat yang baik ini semoga bernilai
pahala kepada orang yang akan bertamu mau pun seseorang yang menerima tamu
tersebut.
2. Meminta Izin atau
Memberitahu Lebih Dahulu Sebelum Bertamu
Alangkah lebih baik sebelum kita
berkunjung ke rumah kerabat kita hendaknya memberitahu terlebih dahulu.
Sekarang alat komunikasi sudah canggih, kita dapat menghubunginya lewat
telepon. Bagi orang yang dikunjungi, ini jadi semacam pemberitahuan, dan dia
akan merasa dihargai bila ditanya lebih dulu. Bisa saja pada waktu kita datang,
kerabat kita ada acara lain.
“Wahai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu
selalu ingat.” (An Nur: 27)
3. Menyebutkan Keperluannya
Salah satu adab bertamu adalah menyebutkan urusan atau
keperluan kepada tuan rumah. Hal ini dikarenakan agar tuan rumah lebih
perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan kunjungan tersebut, serta dapat
mempertimbangkan dengan waktu dan keperluannya sendiri.
4. Tidak Memberatkan
Tuan Rumah
Kita hendaknya mengunjungi
kerabat adalah untuk silaturahim dengannya. Kita berkunjung bukan hendaknya
tidak membuat repot atau menyusahkan tuan rumah.
Rasulullah bersabda: “Tidak halal
bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya
itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para sahabat bertanya: “Bagaimana bisa
dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab:
“Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki
sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim).
“Jamuan tamu
itu tiga hari dan perjamuannya (yang wajib) satu hari satu malam. Tidak halal
bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya hingga menyebabkan
saudaranya itu terjatuh dalam perbuatan dosa. Para sahabat bertanya, “Bagaimana
dia bisa menyebabkan saudaranya terjatuh dalam perbuatan dosa?” Beliau
menjawab, “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak
memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.”(HR. Muslim no. 48 dan Abu Dawud no. 3748 dari sahabat Abu Syuraih
al-Khuza’i radhiyallahu ‘anhu)
5. Tidak Menghadap ke
Arah Pintu Masuk, Namun di sisi Kanan atau Kirinya
Pada saat kita berada di depan
rumah kerabat kita atau akan berkunjung ke rumah seseorang, hendaknya berada di
berada di sebelah kanan atau kiri pintu. Dari Abdulloh bin Bisyer ia
berkata,“Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau
tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau
kirinya dan mengucapkan ”Assalamu ‘alaikum … assalamu‘alaikum …”(Shahih HR. Abu
Dawud)
6.Tidak Masuk Rumah
Walaupun Pintu Rumah Terbuka.
Kita sebagai seorang tamu
hendaknya mempunyai sopan santun kepada yang empunya rumah. Meskipun pintu
rumah sudah terbuka, namun kita tidak boleh masuk ke rumah tersebut dengan
seenaknya saja. Kita baru boleh masuk rumah orang lain harus mendapatkan izin
dari pemilik rumah.
“Jika kamu
tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu
mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah, maka hendaklah kamu
kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (An-Nur: 28)
7. Tidak Masuk jika
yang Menerima Tamu adalah Wanita
Jika tamu adalah seorang pria,
maka tidak diperbolehkan untuk masuk jika yang ada di rumah tersebut hanya ada
seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah mendapatkan izin dari suaminya
atau mahromnya.
Amr bin Al-Ash berkata,
Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin
suaminya. (Shahih HR. Ahmad)
8. Mendoakan Tuan
Rumah
Hendaknya seorang tamu mendoakan
atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah. Hal ini lebih baik lagi berdoa
sesuai dengan doa yang telah dituntunkan oleh Nabi , yaitu : “Ya Allah…,
berikanlah barokah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada
mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)
Post a Comment
Post a Comment