8 Abad Bertamu Menurut Islam

Post a Comment
adab bertamu dalam islam yang benar
Rasulullah bersabda: “Bila seseorang mengunjungi saudaranya, maka Allah berkata kepadanya: “Engkau dan perjalananmu itu adalah baik, dan engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di al jannah (surga).” (Shahih Al Adabul Mufrad no. 345, dari sahabat Abu Hurairah ). Semoga kita senantiasa mendapatkan keridhaan dari setiap amal perbuatan yang telah kita lakukan di dunia ini. Bertamu ke rumah saudara atau teman kita merupakan salah satu amalan yang paling baik. Kita telah menambah rasa persaudaraan kita di antara sesama muslim. Bertamu kepada kerabat kita merupakan amalan yang amatlah mulia dan bernilai ibadah. Ada beberapa etika atau adab bertamu dalam Islam yang harus diperhatikan, baik oleh tamu atau pun sang tuan rumah. Sebagai agama yang sempurna, Islam telah menetapkan ketentuan yang bisa menjadi acuan seorang Muslim saat bertamu kepada kerabatnya.

8 Adab bertamu menurut Islam yang perlu diketahui oleh kita.

1. Beri’tikad atau Mempunyai Niat yang Baik dalam bertamu
Di dalam bertamu hendaknya kita mempunyai niat yang baik untuk mengunjungi saudara kita. Bermula dari i’tikad dan niat ini akan mendorong kunjungan yang akan dilakukan senantiasa dirahmati dan diridhai oleh Allah SWT. Dengan adanya niat yang baik ini semoga bernilai pahala kepada orang yang akan bertamu mau pun seseorang yang menerima tamu tersebut.

2. Meminta Izin atau Memberitahu Lebih Dahulu Sebelum Bertamu
Alangkah lebih baik sebelum kita berkunjung ke rumah kerabat kita hendaknya memberitahu terlebih dahulu. Sekarang alat komunikasi sudah canggih, kita dapat menghubunginya lewat telepon. Bagi orang yang dikunjungi, ini jadi semacam pemberitahuan, dan dia akan merasa dihargai bila ditanya lebih dulu. Bisa saja pada waktu kita datang, kerabat kita ada acara lain.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu selalu ingat.” (An Nur: 27)

3. Menyebutkan Keperluannya
Salah satu adab bertamu adalah menyebutkan urusan atau keperluan kepada tuan rumah. Hal ini dikarenakan agar tuan rumah lebih perhatian dan menyiapkan diri ke arah tujuan kunjungan tersebut, serta dapat mempertimbangkan dengan waktu dan keperluannya sendiri. 

4. Tidak Memberatkan Tuan Rumah
Kita hendaknya mengunjungi kerabat adalah untuk silaturahim dengannya. Kita berkunjung bukan hendaknya tidak membuat repot atau menyusahkan tuan rumah.
Rasulullah bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya yang kemudian saudaranya itu terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Para sahabat bertanya: “Bagaimana bisa dia menyebabkan saudaranya terjatuh ke dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab: “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.” (HR. Muslim).
“Jamuan tamu itu tiga hari dan perjamuannya (yang wajib) satu hari satu malam. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tinggal di tempat saudaranya hingga menyebabkan saudaranya itu terjatuh dalam perbuatan dosa. Para sahabat bertanya, “Bagaimana dia bisa menyebabkan saudaranya terjatuh dalam perbuatan dosa?” Beliau menjawab, “Dia tinggal di tempat saudaranya, padahal saudaranya tersebut tidak memiliki sesuatu yang bisa disuguhkan kepadanya.”(HR. Muslim no. 48 dan Abu Dawud no. 3748 dari sahabat Abu Syuraih al-Khuza’i radhiyallahu ‘anhu)

5. Tidak Menghadap ke Arah Pintu Masuk, Namun di sisi Kanan atau Kirinya
Pada saat kita berada di depan rumah kerabat kita atau akan berkunjung ke rumah seseorang, hendaknya berada di berada di sebelah kanan atau kiri pintu. Dari Abdulloh bin Bisyer ia berkata,“Adalah Rasulullah SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan ”Assalamu ‘alaikum … assalamu‘alaikum …”(Shahih HR. Abu Dawud)

6.Tidak Masuk Rumah Walaupun Pintu Rumah Terbuka.
Kita sebagai seorang tamu hendaknya mempunyai sopan santun kepada yang empunya rumah. Meskipun pintu rumah sudah terbuka, namun kita tidak boleh masuk ke rumah tersebut dengan seenaknya saja. Kita baru boleh masuk rumah orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah.
“Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, “Kembalilah, maka hendaklah kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (An-Nur: 28)

7. Tidak Masuk jika yang Menerima Tamu adalah Wanita
Jika tamu adalah seorang pria, maka tidak diperbolehkan untuk masuk jika yang ada di rumah tersebut hanya ada seorang wanita. Kecuali wanita tersebut telah mendapatkan izin dari suaminya atau mahromnya.
Amr bin Al-Ash berkata, Rasulullah melarang kami meminta izin untuk menemui wanita tanpa mendapat izin suaminya. (Shahih HR. Ahmad)

8. Mendoakan Tuan Rumah
Hendaknya seorang tamu mendoakan atas jamuan yang diberikan oleh tuan rumah. Hal ini lebih baik lagi berdoa sesuai dengan doa yang telah dituntunkan oleh Nabi , yaitu : “Ya Allah…, berikanlah barokah untuk mereka pada apa yang telah Engkau berikan rizki kepada mereka, ampunilah mereka, dan rahmatilah mereka.” (HR. Muslim)

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter