1. Kritik Judisial
Yaitu suatu kritik yang mengemukakan suatu
penlaian atau penghakiman terhadap suatu karya sastra, lalu menghubungkannya
dengan norma-norma teknik penulisan atau standar tujuan penulisan karya tersebut.
(Coulter, 1930: 336)
Rene Wellek dan Austin menegaskan bahwa
kritik yudisial menaruh perhatian pada hukum-hukum/ prinsip yang dianggap
sebagai suatu yang objektif. Dalam kritik yudisial, karya sastra yang menjadi
objek kajian lebih dispesialisasikan tapi dengan penjelasan yang seluas
mungkin. Di sini dituntut pengklasifikasian yang lebih terperinci dan tajam
terhadap para pengarang dan karyanya.
2. Kritik Induktif
Kritik Induktif adalah jenis kritk sastra
yang bertujuan mengumpulkan fakta-fakta yang ada hubungan dengan suatu karya
seni, metode, waktu penciptaan, dan menyusunnya menjadi susunan yang rapi serta
melukiskannya dengan teratur. Ini sesuai dengan metode induksi yang mengambil
kesimpulan umum dari fakta-fakta yang khusus.
3. Kritik Impresionistik
Yaitu kritik sastra yang muncul sebagai
produksi dari aliran individualisme romantik dan kesadaran akan diri yang lebih
modern. Kritik ini menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya.
Sebaiknya, seorang kritikus mempunyai gaya yang bisa membuat hati pembaca
terpikat dalam kedudukannya sebagai pembimbing juga penghubung antara pembaca
dan karya sastra.
4. Kritik Historis
Jenis kritik sastra yang mengikuti segala
sesuatu yang terjadi atas suatu bentuk sastra dalam periode sejarah sastra.
Juga dengan pengelompokan masa seorang pengarang. Setiap karya sastra harus
diteliti dan ditelaah dengan hal-hal yang berhubungan dengan karya sastra
tersebut. Hal-hal yang dapat menjadi bahan acuan antara lain: naskah, bahasa
dan komposisi karya sastra, serta perbandingan karya sang pengarang dengan
teman-teman seangkatannya,. Seorang kritikus harus paham bahwa karya sastra
merupakan refleksi pengarang pada kehidupan dan kebudayaannya dan pengelompokan
jenis karya sastra tersebut serta hubungannya dengan karya yang sejenis.
Butir –butir penting yang aberhubungan
dengan kritik histories yakni:
a. Dalam
menggarap bahasa suatu karya sastra, sang kritikus histories dapat
mempertimbangkan dua hal yaitu:
1) Mengembalikan
para pembaca masa kini pada keadaan bahasa pada saat karya tersebut ditulis.
2)
Memandang
bahasa itu sebagai suatu media komunikasi pada saat itu.
b. Keterangan
– keterangan berupa riwayat hidup merupakan jenis data yang bernilai dan amat
berharga bagi kritikus historis.
c.
Berusaha
mendapatkan segala korelasi antara kehidupan sang penulis dan karyanya .
d.
Bagi
kritikus histories, sastra adalah suara humanitas dan melalui sastra itu
kritikus bukan hanya berhubungan atau menaruh perhatian pada literacy
(kecakapan baca tulis) tetapi juga human
literacy (kecakapan baca tulis masyarakat manusia).
e.
Silsilah
sastra atau genealogi suatu karya.
f. Sang
kritikus histories dalam kritik sastranya berhasrat memperoleh sukses yang
gemilang dalam bidang pemaduan belajar dan penilaian.
5. Kritik Filosofis
Merupakan jenis kritik sastra yang berusaha
untuk mendapatkan dasar yang paling sesuai bagi penilaian karya sastra melalui
analisis terhadap hakekat dan fungsi sastra sebagai suatu cara berpikir
mengenai kehidupan. Kritik ini berusaha menentukan prinsip yang digunakan dalam
kritik sastra agar pedoman yang digunakan dalam suatu kritik jelas dan tegas.
6. Kritik Formalis
Merupakan kritik sastra yang berpedoman pada
teori dasar estetika yang meletakkan tekanan pada bentuk karya sastra,
struktur, gaya dan efek psikologisnya. Aristoteles adalah pencetusnya, kritik
ini bertentangan dengan teori dari Plato yang menekankan pada aspek isi dan
efek moral/sosial. Kritik formalis disamakan dengan the new criticism, karena memang dia merupakan suatu kritik yang
masih berusia muda., lebih – lebih kalau dibandingkan dengan kritik –kritik
yang lainnya.
7. Kritik Relativistik
Jenis kritik ini berpedoman pada anggapan
relativisme, yaitu bahwa penilaian terhadap karya sastra terantung pada subjek
yang menikmati dan menilainya. Hal ini terjadi karena selera individu
berbeda-beda, begitu juga dalam hal menikmati karya sastra sehingga tidak ada
yang bersifat mutlak. Jika pendapat dari seseorang lebih mendominasi akan
muncul suatu teori yang absolut meski tidak disadari.
8. Kritik Absolutistik
Kritik jenis ini menegaskan bahwa alternatif
bagi hukum kritik adalah anarki. Ketika seorang kritikus memberikan penilaian
terhadap suatu karya yang hadir selanjutnya adalah sebuah kebingungan. Ini
dapat disiasati dengan tetap menggunakan pendapat masyarakat agar tetap bisa
terwujud komunikasi yang baik.
9. Kritik Interpretatif
Semua jenis kritik sastra bisa digolongkan
sebagai jenis kritik ini karena hakekat kritik sastra sendiri adalah memberikan
interpretasi/penafsiran terhadap suatu karya sastra. Maka, pengkhususan kritik
sastra jenis ini adalah memperkenalkan standar yang secara relative tidak ada
hubungannya dengan orang atau hal tertentu. Di sini akan terlihat keterkaitan
antara teori, sejarah dan kritik sastra. Tiada satu ilmu yang dapat berdiri
sendiri seratus persen tanpa bantuan orang lain.
10. Kritik Tekstual
Merupakan jenis kritik yang terfokus pada
teks/ naskah suatu karya sastra, agar pembaca lebih dekat dengan apa yang
ditulis. Dengan berkembangnya masa, kritik ini ingin menunjukkan manakah karya
yang benar-benar asli dari beberapa versi karya sastra yang mungkin muncul.
11. Kritik Linguistik
Jenis Kritik ini menitikberatkan perhatian
pada masalah-masalah kebahasaan dalam karya sastra tersebut agar terhindar dari
salah pengertian baik dari sisi fonologi, morfologi, sintaksis atau semantik.
Ini perlu dilakukan karena setiap bahasa mengalami perkembangan dalam kurun
waktu yang berlainan.
12. Kritik Biografis
Kritik ini sebenarnya adalah kritik
histories yang wilayahnya dipersempit yaitu khusus pada riwayat hidup pengarang
beserta karyanya. Tugasnya adalah menentukan hubungan yang signifikan antara
pengarang dan karyanya, asal-usul. Kekuatan yang mendorong atau tujuan konkrit
karya tersebut.
13. Kritik Komparatif
Banyak hal dalam kritik komparatif yang
segar dan menarik serta memberi harapan, kritik ini memperoleh polanya bukan
dari kejadian – kejadian yang berhubungan dengan waktu, tetapi justru dari
pengelompokan jenis yang berguna serta gagasan atau ide yang berpengaruh. Hal –
hal yang dapat diperbandingkan saja yang akan digarap Dalam kritik ini yang
diterapkan pada nada, tujuan, dan cara, bahkan penerapan pada ketiga hal
tersebut lebih daripada terhadap pokok masalahnya sendiri.
14. Kritik Etis
Kritik etis sangat erat hubungannya dengan
falsafah, keyakinan serta agama. Tanpa adanya pengetahuan yang cukup tentang
ketiga hal tersebut akan membuat penilaian kritik sastra kurang memadai. Pola
pikir seorang kritikus dalam hal-hal tersebut sangat mempengaruhi bagaimana ia
akan menilai suatu karya.
15. Kritik Perspektif
Kritik ini adalah studi terhadap reputasi
sang pengarang yang tercermin dalam karyanya dan melekat pada hati pembacanya.
Kritik ini berusaha untuk menyelidiki seorang pengarang dari karya yang
dihasilkan, apakah patut menerima penghargaan atau patut diabadikan.
16. Kritik Pragmatik
Adalah jenis kritik yang mengarahkan
perhatiannya pada kebergunaan ide, ucapan, dalil atau teori yang terdapat dalam
suatu karya sastra bagi masyarakat. Reputasi pengarang ditentukan oleh
bagaimana karyanya bisa berguna bagi masyarakat.
17. Kritik Elusidatori (Penjelasan)
Adalah jenis kritik yang sifatnya memberikan
penjelasan. Kritik ini menekankan pada interpretasi arti atau makna karya
sastra.
18. Kritik Praktis
Adalah lawan dari kritik teoritis yang cenderung
ilmiah. Tugas kritikus adalah menentukan atau menilai apakah suatu karya sastra
bernilai praktis bagi masyarakat atau tidak. Tujuannya sama dengan kritik
pragmatis meskipun dengan nama yang berbeda.
19. Kritik Baru
Bagi para kritikus aliran kritik baru,
tujuan pokok seni adalah menghasilkan analisis sang kritikus mengenai seni itu
sendiri. Fungsi kritik adalah melatih kritikus lainnya untuk melatih kritikus
yang lain dalam suatu urutan akademik bagi para cendekiawan. Kecenderungan yang
dilakukan para kritikus jenis ini adalah pemanfaatan sarana-sarana ilmiah,
epigraf dan statistik yang tidak begitu diperhatikan orang saat memberikan
kritik sastra.
20. Kritik Psikologis
Kritik psikologis adalah salah satu jenis
kritik sastra yang mendalami segi-segi kejiwaan suatu karya sastra, yang
mencangkup segi-segi kejiwaan penulis, karya, dan pembaca. Kita tahu bahwa
hubungan antara psikologi dan kritik sastra adalah sama tuanya dendan usia
kedua cabang ilmu tersebut. Dan yang paling berpengaruh terhada kritik sastra
adalah Sigmund Freud dendan psikoanalisisnya.
21. Kritik Mitopoeik
Kritik Mitopoeik adalah jenis kritik yang
menyangkut penciptaan mitos dalam suatu karya sastra.kritik Mitopoeik ini
adalah kritik yang paling baru dan yang paling ambisius diantara pendekatan-pendekatan
kritik kontemporer dan barang kali juga yang paling provokatif dalam
tindakan-tindakan dan kemungkinannya.
22. Kritik Sosiokultural
Kritik sosiokultural adalah interpretasi sastra dalam aspek-aspek social
ekonomi dan politisinya.yang merupakan pokok pada kritik ini adalah interaksi
karya sastra dengan kehidupan dan interaksi ini tidak hanya mencakup
implikasi-implikasi sosial, ekonomi, serta politis karya tersebut, tetapi juga
dalam pengertian yang amat luas, mencakup implikasi-implikasi moral dan
kulturalnya.
Sumber: Prinsip-prinsip
Dasar Sastra – H.G. Tarigan (1984)
Post a Comment
Post a Comment