Fungsi Kritik Sastra

Post a Comment
fungsi kritik sastra

Dalam mengkritik karya sastra, seorang kritikus berpedoman pada aliran tertentu atau tidak secara asal dalam melakukan kritik. Seorang kritikus harus  dapat menghayati nilai estetika atau keindahan sebagaimana pengarang dalam melahirkan sebuah karya sastra. Karena kritik sastra sebagai kegiatan ilmiah yang prosedural dan  terikat pada asas-asas keilmuan yang ditandai oleh adanya kerangka, teori, wawasan, konsep, metode analisis dan objek empiris. Beberapa fungsi kritik sastra adalah sebagai berikut:
1.    Kritik sastra berfungsi untuk penerangan bagi penikmat sastra.
Dalam melakukan kritik, seorang kritikus akan memberikan ulasan, komentar, menafsirkan berbagai makna yang terkandung dalam karya sastra yang dikritik. Dengan demikian, pembaca awam akan mudah memahami karya sastra yang dikritik oleh kritikus. Sementara itu, ketika masyarakat sudah terbiasa dengan apresiasi sastra, maka daya apresiasi masyarakat terhadap karya sastra akan semakin baik. Masyarakat dapat memilih jenis karya sastra yang bermutu tinggi, misalnya karya sastra yang mempunyai nilai-nilai kehidupan, memperbaiki moral, mempertajam pikiran, kemanusiaan, dan kebenaran.
2.    Kritik sastra berfungsi bagi perkembangan sastra.
Dalam mengkritik, seorang kritikus akan menunjukkan hal-hal yang bernilai atau tidak bernilai dari suatu karya sastra. Kritikus bisa jadi akan menunjukkan hal-hal yang baru dalam karya sastra, hal-hal apa saja yang belum digarap oleh sastrawan. Dengan demikian, sastrawan dapat belajar dari kritik sastra untuk lebih meningkatkan kecakapannya dan memerluas cakrawala kreativitas, corak, dan kualitas karya sastranya. Jika sastrawan-sastrawan mampu menghasilkan karya-karya yang baru, kreatif, dan berbobot, maka perkembangan sastra negara tersebut juga akan meningkat pesat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain, kritik yang dilakukan kritikus akan meningkatkan kualitas dan kreativitas sastrawan, dan pada akhirnya akan meningkatkan perkembangan sastra itu sendiri.
3.    Kritik sastra berfungsi bagi ilmu sastra itu sendiri.
Analisis yang dilakukan kritikus dalam mengeritik harus didasarkan pada referensi-referensi dan teori-teori yang akurat. Tidak jarang pula, perkembangan teori sastra lebih lambat dibandingkan dengan kemajuan proses kreatif pengarang. Untuk itu, dalam melakukan kritik, kritikus seringkali harus meramu teori-teori baru. Teori-teori sastra baru yang seperti inilah yang justru akan mengembangkan ilmu sastra itu sendiri. Karena,  seorang pengarang akan dapat belajar melalui kritik sastra dalam memerluas pandangannya, sehingga akan berdampak pada meningkatnya  kualitas karya sastra.
Fungsi kritik sastra  akan menjadi kenyataan karena adanya tanggung jawab antara kritikus dan sastrawan serta tanggung jawab mereka dalam memanfaatkan kritik sastra tersebut. Kritik sastra dengan begitu, tidak perlu diragukan bahwa adanya kritik yang kuat serta jujur di medan sastra akan membawa pada meningkatnya kualitas karya sastra. Karena sastrawan akan memiliki perhitungan sebelum akhirnya dipublikasikannya karya sastra tersebut. Oleh sebab itu, ketiadaan kritik pada medan sastra akan membawa pada munculnya karya-karya sastra yang picisan. Baribin memperjelas, bahwasanya tidak semua kritik sastra dapat menjelaskan fungsinya, oleh sebab itu kritik sastra harus memiliki tanggung jawab atas tugasnya serta mampu membuktikan bahwa dengan adanya kritik yang dilakukan oleh kritikus mampu memberikan sumbangan yang berharga terhadap pembinaan dan pengembangan sastra. Karena itu kritik sastra berfungsi apabila:
(1)      Disusun atas dasar untuk meningkatkan dan membangun sastra.
(2)    Melakukan kritik secara objektif, menggunakan pendekatan dan metode yang jelas, agar dapat dipertangungjawabkan.
(3)      Mampu memperbaiki cara berpikir, cara hidup, dan cara bekerja sastrawan.
(4)      Dapat menyesuikan diri dengan ruang lingkup kebudayaan dan tata nilai yang berlaku.
(5)  Dapat membimbing pembaca untuk berpikir kritis dan dapat meningkatkan apresiasi sastra masyarakat.
            Berkaitan dengan kritik sastra, esai adalah karangan pendek mengenai suatu masalah yang kebetulan menarik perhatian untuk diselidiki dan dibahas. Pengarang mengemukakan pendiriannya, pikirannya, cita-citanya, atau sikapnya terhadap suatu persoalan yang disajikan. Dengan kata lain, esai sastra adalah karangan pendek yang merupakan laporan hasil eksplorasi penulis tentang karya atau beberapa karya sastara yang sifatnya lebih banyak menekankan sensasi dan kekaguman penelaah tentang hasil hasil bacaannya atau hasil belajarnya. Dengan demikian, esai sastra merupakan bagian dari kritik sastra yang memunyai ciri dan karakteristik sendiri. Hal ini dimaksudkan agar kita dapat membedakan antara kritik sastra dengan esai sastra. Ketika kita membutuhkan referensi untuk kepentingan penelitian ataupun penambah wawasan dalam mengasah karya esai kita. Dalam hal ini esai sastra hanya bersifat mengemukakan masalah atau persoalan kepada khalayak ramai, dan bagaimana penyelesaian tersebut terarah kepada pembaca. Sedangkan kritik sastra adalah penilaian terhadap suatu karya sastra melalui proses dengan menggunakan kriteria tertentu.

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter