Kritik Sastra

Post a Comment
pengertian kritik sastra

Istilah kritik berasal dari bahasa Yunani. Kata kritik atau krites (bahasa Yunani) yang berarti ”hakim”. Kata krites berasal dari kata krinein yang mempunyai arti menghakimi; kriterion yang berarti ”dasar penghakiman” dan kritikos berarti ”hakim kasustraan” (Baribin, 1993). Kritik sastra dapat diartikan sebagai salah satu objek studi sastra (cabang ilmu sastra) yang melakukan analisis, penafsiran, dan penilaian terhadap teks sastra sebagai karya seni (Pradotokusumo, 2005). Kritik sastra merupakan cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan, klasifikasi, penerangan, dan penilaian karya sastra (Abrams, 2005). Kritik mempunyai salah satu arti penghakiman.
Pada dasarnya kritik sastra merupakan perbuatan untuk mencari serta menentukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra lewat pemahaman dan penafsiran sistematik yang dinyatakan oleh kritikus sastra melalui tulisan. Dalam artian lain, kritik sastra sebagai ilmu sastra untuk menghakimi karya sastra dengan memberikan penilaian terhadap karya sastra. Penilaian dalam ini adalah memutuskan apakah karya tersebut mempunyai mutu atau kurang mempunyai mutu melalui kritik.  Kritik  sastra tidak hanya menilai saja, tetapi seorang kritikus juga menganalisis karya sastra tersebut. Abrams (1981) mengemukakan bahwa kritik sastra adalah studi yang berhubungan dengan pendefinisian, penggolongan/pengkelasan, penguraian atau analisis, dan penilaian atau evaluasi. Kritikus sastra pertama kali dipandang sebagai seorang ahli yang memiliki suatu kepandaian khusus dan pendidikan untuk mengerjakan suatu karya seni sastra. Pekerjaan penulis tersebut memeriksa kebaikan-kebaikan dan cacat-cacatnya dan menyatakan pendapatnya tentang hal itu. Analisis karya sastra merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan kritik sastra. Pengkajian sastra menjelaskan bahwa kritik sastra ialah menilai baik buruknya suatu hasil kasustraan dengan memberi alasan-alasan yang jelas mengenai isi dan bentuknya.
Dengan demikian, kritik sastra adalah kegiatan penilaian yang ditunjukkan pada karya sastra (teks sastra). Setiap karya sastra adalah hasil karya yang diciptakan melalui imajinasi pengarang. Oleh karena itu, kritik sastra membahasa hubungan sastra dengan kemanusiaan. Sasaran utama kritik sastra adalah karya sastra atau teks dan makna bagi kritikus tersebut, bukan pada pengarangnya. Seorang kritikus sastra mengungkapkan pesan dalam satu bentuk verbal dengan bentuk verbal yang lain. Seorang kritikus berusaha untuk menemukan pengalaman estetis persepsi tentang realitas yang hendak disampaikan oleh pengarang. Pengamatannya terhadap cara penggunaan bahasa, terhadap kode-kode bahasa yang digunakan. Kritik sastra juga berkaitan dengan ilmu bahasa (linguistik). Hubungan antara linguistik dengan kritik sastra, di mana bagi seorang linguistik, kode itu sendiri dan cara kode dibangun di dalam teks yang menjadi perhatian utamanya. Baginya makna itu penting jika dapat menjelaskan bagaimana kode-kode itu dibentuk. Salah satu ilmu linguistik (stilistika) mempunyai peranan penting dalam kritik sastra. Beberapa pertimbangannya adalah (1) stilistika mengkaji atau melakukan kritik terhadap karya sastra (di pihak lain), (2) stilistika mengkaji wacana sastra dengan oreintasi linguistik, (3) stilistika mengkaji cara sastrawan dalam menggunakan unsur dan kaidah bahasa serta efek yang ditimbulkan oleh penggunaannya itu, (4) stilistika meneliti ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra, ciri yang membedakannya dengan wacana nonsastra, dan (5) stilistika meneliti deviasi dan distorsi terhadap pemakaian bahasa yang normal (dengan metode kontras) dan berusaha menemukan tujuan estetisnya sebagai sarana literer. Menurut Sujiman, hubungan kritik sastra dengan ilmu stilistika bukan mengganti kajian stilistika terhadap karya sastra. Analisis stilistika berusaha menggantikan subjektivitas dan inpresionisme yang digunakan oleh kritikus sastra sebagai pedoman dalam mengkaji karya sastra dengan suatu pengkajian yang relatif lebih objektif dan ilmiah.
Dari pengertian kritik sastra di atas, terkandung secara jelas aktivitas kritik sastra tiga hal, yaitu menganalisis, menafsirkan, dan menilai. Menganalisis adalah menguraikan unsur-unsur yang membangun karya sastra dan menarik hubungan antar unsur-unsur tersebut. Menafsirkan (interpretasi) dapat diartikan sebagai memperjelas maksud karya sastra dengan cara: (a) memusatkan interpretasi kepada ambiguitas, kias, atau kegelapan dalam karya sastra, (b) memperjelas makna karya sastra dengan jalan menjelaskan unsur-unsur dan jenis karya sastra. Menilai dapat diartikan membuat penafsiran-penfsiran sehingga karya sastra itu dikaji baik atau tidaknya sesuai dengan pandangan kritikus sesuai dengan metode yang ada. Seorang kritikus yang baik tidak lantas terpukau terhadap apa yang sedang dinikmati atau dihayatinya, tetapi dengan kemampuan rasionalnya seorang kritikus harus mampu menilai karya sastra.

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter