8 Rasa Lelah yang dicintai Allah

1 comment
lelah dalam bekerja

Artikel ini berisi tentang motivasi kehidupan islami yang semoga menjadi penyemangat dalam menjalani kehidupan di dunia. Pada zaman sekarang ini, setiap orang dituntut untuk lebih profesional dalam menjalankan pekerjaan dan harus loyal terhadap perusahaannya. Jika hal ini tidak dilakukan dan kinerja semakin kendur, maka akan dapat teguran dari atasan. Itulah sekelumit gambaran dunia kerja sekarang ini. Terkadang, seseorang merasakan frustasi dengan rutinitas kerja yang dilakukan setiap hari. Merasa lelah, capek, bosan, dan bahkan ingin resign dari perusahaan tersebut. Janganlah cepat mengeluh kawan, mungkin kelelahan yang Anda alami setiap hari sungguh dicintai oleh Allah SWT. Berikut ini ada 8 kelelahan yang disukai Allah dan RasulNya. Semoga bisa menjadi motivasi dalam kehidupan agar tetap iklhas, dan semangat dalam bekerja untuk memperoleh ridha Allah SWT. Amin

1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”(QS At Taubah: 111)

Jihad bukan saja untuk melakukan perang seperti zaman dahulu. Kita bekerja setiap hari yang diniatkan karena Allah SWT dan niat untuk mencari rezeki dalam bekerja bisa bernilai jihad.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar” (QS Ali-‘Imraan: 142).

Untuk memasuki surga Allah kita senantiasa berjihad karena Allah SWT. Berjihad dan sabar adalah 2 sikap yang harus dimiliki oleh seorang muslim untuk menggapai surga-Nya. Kita harus berjihad dan bersabar. Bersabar atas jihad harus ditegakkan dalam menjalani proses kehidupan di dunia ini. Memang banyak persoalan hidup yang datang, namun sabar adalah salah satu bentuk keikhlasan kita atas kehendak Allah SWT.
Pada suatu waktu Nabi SAW dan para sahabat melihat seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja dan salah satu sahabat berkata:
“Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).

2. Lelah dalam berda'wah/ mengajak kepada kebaikan

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
(QS: Fushshilat Ayat: 33)
Kita hidup di dunia ini tidaklah sendirian. Manusia selalu berkomunikasi dengan teman kerja, tetangga, dan keluarga. Sebagai makhluk sosial kita tidak mungkin meninggalkan komunikasi dengan orang lain. Hendaklah kita berdakwah untuk menyampaikan kebaikan kepada teman, rekan kerja, atau kepada siapa saja. Satu kebaikan akan jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Berdakwahlah, bahkan sekalipun dengan hanya menyampaikan satu ayat saja.

3. Lelah dalam beribadah dan beramal shalih

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS Adz-Dzariyaat: 56).
Beribadah adalah salah satu kewajiban manusia. Ibadah bukan hanya tentang shalat dan puasa saja. Ibadah dalam artian yang lebih luas adalah melakukan sesuatu hal untuk memperoleh ridha Allah SWT. Menuntut ilmu adalah ibadah, ikhlas membantu orang lain adalah ibadah, berbakti kepada orang tua adalah ibadah, bekerja karena Allah pun sebuah ibadah. Sebagai manusia, hendaknya kita menjadi insan yang mulia dihadapan Allah dan selalu berbuat baik kepada sesama manusia.
“Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik” (QS Al-Ankabuut: 69).

4. Lelah mengurus keluarga

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS: Luqman Ayat: 14)

Jelas, mengurus keluarga pasti butuh perjuangan dan pengorbanan. Seorang ayah atau suami yang mencari rezeki untuk menafkahi keluarganya (istri dan anaknya). Seorang ibu yang membesarkan anaknya. Siapapun merasakan betapa melelahkannya mengurus atau mendidik keluarga itu. janganlah bersedih, karena kehidupan akan berjalan dengan begitu indah. Semua kelelahan akan menjadikan hal-hal yang begitu baik.

5. Lelah dalam mencari nafkah halal

Siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah yang halal pasti akan mendapatkan penghargaan yang sangat mulia. Islam memandang bahwa setiap usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga akan mempunyai kaitan dengan dimensi akhirat. Bahkan secara khusus Rasulullah SAW memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah SWT.”

7. Lelah dalam belajar atau menuntut ilmu

Belajar atau menuntut ilmu merupakan kewajiban setiap muslim, dan menyampaikan ilmu adalah anjuran yang sangat mulia.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat.” (Al-Mujadilah:11)
“Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim)

8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah post gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S Al Baqarah: 155)

Postingan Terkait

1 comment

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter