Sudut
pandang dalam cerpen atau novel sebagai salah satu unsur intrinsik yang
membangun karya sastra tersebut. Apakah yang dimaksud dengan sudut pandang atau
point of view dalam sebuah cerita? Definisi
sudut pandang dapat dijelaskan sebagai cara penulis dalam menempatkan dirinya
dalam cerita. Ada beberapa jenis-jenis sudut pandang, diantaranya sudut padang
orang pertama pelaku utama, sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Untuk
lebih jelasnya mari kita bahas secara “apa itu sebenarnya sudut pandang?”.
Sudut pandang dapat diartikan sebagai salah satu teknik ataupun cara yang dibuat
oleh penulis untuk menyampaikan imajinasinya melalui cerita (dalam hal ini
karya sastra). Oleh karena itu sudut pandang dapat mempengaruhi penyajian suatu
cerita dan alurnya.
Jenis-jenis
sudut pandang dalam karya sastra
Secara umum sudut
pandang dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:
1. Sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku utama
Sudut pandang orang
pertama sebagai pelaku utama, sudut pandang ini umumnya menggunakan kata
ganti atau pronomina Aku ataupun Saya pada tokoh utama dalam sebuah cerita.
Dalam sudut pandang ini, penulis atau pengarang seolah-olah terlibat dalam
ceritanya dan dia sendiri sebagai tokoh utama dalam cerita.
Contohnya: Pagi hari ini
aku bangun pukul 3 pagi dini hari. Aku mencoba untuk bangun lebih awal dengan
harapan bisa melaksanakan shalat malam qiyamul
lail. Aku bangun dari tidur panjang yang telah melelapakanku selama kurang
lebih 4 jam. Aku bergegas pergi mengambil air wudhu. Setelah melaksanakan
shalat malam, aku tadarus Al Quran dilanjutkan belajar bahasa Inggris. Aku
ingin sekali melanjutkan studi S1 ke luar negeri. Ini merupakan impian
terbesarku. Belajar sambil berangan bisa sekolah di luar negeri itu merupakan
hal yang menyenangkan. Alangkah lebih menyenangkan bila dapat dibuktikan dalam
kehidupan nyata. 1 jam berlaku, waktu menunjukkan pukul 06.30. aku langsung ke
kamar mandi untuk mandi sebelum berangkat ke sekolah. Setelah itu aku
membereskan tempat tidur dan sarapan pagi terlebih dahulu. Setelah selesai
sarapan barulah aku berangkat ke sekolah dan berpamitan kepada orang tua.
2. Sudut pandang orang pertama
sebagai pelaku sampingan
Maksudnya dalam sudut
pandang ini seolah-olah tokoh utama yang bercerita, akan tetapi posisinya dalam
sebuah cerita bukanlah sebagai tokoh utama.
Contohnya: Aku bangga
melihat Fikri teman baikku. Dia sangat cerdas dalam berbagai mata pelajaran di
sekolah. Dia selalu menjadi bintang kelas setiap tahunnya. Dia pernah bercerita
kepadaku bahwa pencapaiannya didapat dengan belajar dan terus berlatih. Ia tidak
segan-segan berbagi ilmu kepadaku. Terkadang aku merasa iri padanya, karena dia
lebih pintar dari pada aku. Aku dapat belajar kepadanya, bahwa untuk menjadi
yang terbaik memang butuh perjuangan yang maksimal.
3. Sudut pandang orang ketiga
serba tahu
Sudut pandang orang
ketiga serba tahu, pada sudut pandang ini umumnya menggunakan kata ganti
seperti ia, dia atau nama dari pelaku yang ada dalam cerita yang dibuat oleh
penulis.
Contohnya: Sudah satu
bulan ini aku sering melihat Bety menunggu jemputan dari orang tuanya. Namun belum
satu kalipun dia terlihat jemputan bersama temannya. Apa mungkin dia tidak
memiliki teman baik? Ataukah dia seorang penyendiri? Dia memang terkadang
terlihat aneh dari kebanyakan anak-anak yang lain. Pada waktu istirahat kadang
ngomong sendiri di depan pintu, seakan-akan sedang berbicara dengan orang. Ia memang
menjadi buah bibir dikalangan teman-temannya belum lama ini. Mungkin memang ia
terlahir sebagai anak indigo.
4. Sudut pandang orang ketiga
pengamat
Dalam sudut pandang ini penggunaan
kata ganti “dia” sangat terbatas dibicarakan oleh
pengarang. Penulis atau pengarang cerita menggambarkan apa yang dilihat,
didengar, dialami dan yang dirasakan oleh tokoh utama dalam cerita. Akan tetapi
hal tersebut sangat terbatas hanya pada seorang tokoh saja. Tokoh yang ada
dalam cerita mungkin cukup banyak tetapi mereka tidak diberikan kesempatan yang
lebih untuk menunjukan sosok yang sebenarnya, jadi hanya tokoh utama saja yang
menunjukan sosok yang sebenarnya.
Contohnya: Datang
seorang mahasiswa baru berpakaian sangat rapi ke dalam kelas. Wajahnya yang
tampan membuat semua mahasiswi di kelas tersebut terpesona memandanginya.
Tiba-tiba Mahasiswa baru tersebut tersenyum dan membuat semua mahasiswi di
kelas menjerit dengan histeris. Ia sebagai mahasiswa pindahan dari salah satu
universitas negeri di tempatku tinggal.
Post a Comment
Post a Comment