Puisi Lama dan Puisi Baru

Post a Comment
Pengertian
Puisi merupakan salah satu karya sastra. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat puisi, diantaranya irama, ritme, rima, bait, dan gaya bahasa. Puisi sebagai salah satu retorika berbahasa atau seni berbahasa yang mana menggunakan bahasa sebagai kualitas estetikanya. Ada dua jenis puisi, yaitu puisi lama dan puisi baru. Puisi lama ialah puisi yang belum dipengaruhi oleh puisi barat dan masih terikat dengan aturan-aturan tertentu. Aturan-aturan tersebut antara lain : Jumlah suku kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima atau persajakan, dan irama. Puisi baru ialah puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan seperti halnya puisi lama. Bentuk puisi baru lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah suku kata, baris, ataupun rimanya. Ada berbagai macam kumpulan puisi baru yang berkembang dalam masyarakat. Berikut ini akan dijelas mengenai karakteristik puisi lama dan karakteristik puisi baru.

Ciri-Ciri Puisi lama
  1. Anonim atau tidak diketahui nama pengarangnya.
  2. Terikat oleh aturan-aturan misal jumlah baris dalam setiap baitnya, jumlah suku kata dalam satu barisnya, dan rima.
  3. Sering juga disebut sebagai sastra lisan karena disampaikan secara lisan dari orang ke orang.
  4. Menggunakan majas/gaya bahasa tetap (statis) & klise.
  5. Istana centris atau menjelaskan peristiwa berkaitan dengan kehidupan di kerajaan.
Ciri-Ciri Puisi Baru
  1. Dapat diketahui nama pengarangnya.
  2. Perkembangannya secara lisan dan tertulis.
  3. Tidak terikat oleh aturan-aturan, misal jumlah baris dalam satu bait, jumlah suku kata dan rima atau persajakan.
  4. Menggunakan majas / gaya bahasa yang bervariasi.
  5. Pada umumnya berisikan tentang kehidupan masyarakat.
Jenis Puisi lama
  1. Mantra yaitu karya sastra lama yang berisi puji-pujian terhadap sesuatu yang ghaib atau yang dikeramatkan, seperti dewa, roh, dan lainnya. Contoh:
Hai sahabatku Mambang tali arus
Yang berulang berpusat tasik pauh janggi
Sampaikanlah pesanku ini
Kepada Datok Si Rumpun Alam
Aku minta tolong peliharakan kawan-kawanku
Hai sahabatku sekalian di laut
  1. Pantun merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris dalam 1 baitnya dan bersajak a-b-a-b. Pantun ini dalam tiap baris terdiri atas 8 -12 suku kata. 2 baris pertama sebagai sampiran dan 2 baris setelahnya sebagai isi. 
Bunga mawar kembang belukar
Bunga malu penuh berduri
Kalau kamu memang pintar
Janganlah pelit dalam memberi
  1. Karmina yang merupakan pantun kilat. Karmina biasanya terdiri atas 2 baris tiap baitnya.
  2. Gurindam ialah puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas 2 baris dan bersajak a-a. Gurindam biasanya berisi nasihat. Contoh:
Jika hendak mengenal orang berbangsa
Lihat pada budi dan bahasa
  1. Seloka yakni puisi lama yang saling berkait antara bait satu dengan bait selanjutnya. Baris ke-2 dan ke-4 dalam bait pertama akan menjadi baris ke-1 dan ke-3 dalam bait ke-2. Biasanya bersajak a-b-a-b. Contoh:
Seganda gugur di halaman
Daun melayang masuk kulah
Dengan adinda minta berkenalan
Rindukan bukan ulah-ulah
               
Daun melayang masuk kulah
                Batang berangan di tepi paya
                Rindunya bukan ulah-ulah
                Jangan tuan tidak percaya
  1. Syair yang merupakan puisi lama yang terdiri atas 4 baris setiap baitnya. Biasanya bersajak a-a-a-a. Contoh:
Diriku hina amatlah malang
Padi ditanam tumbuh ilalang
Puyuh di sangkar jadi ilalang
Ayam ditambat disambar elang 
  1. Talibun yaitu pantun  yang jumlah barisnya dalam baitnya terdiri atas  4 baris setiap baitnya. Sampiran dalam talibun tergantung dari jumlah barisnya. Talibun yang jumlah barisnya 8 baris, maka 4 baris pertama merupakan sampiran dan 4 baris selanjutnya merupakan isi.
Jenis Puisi Baru
Menurut Damayanti (2013:78) ada berbagai jenis puisi baru berdasarkan isinya, antara lain:
  1. Balada yakni puisi yang berisikan sebuah cerita atau kisah.
  2. Himne yaitu puisi pujaan yang ditujukan untuk Tuhan, pahlawan dan tanah air.
  3. Ode ialah puisi yang berbentuk sanjungan untuk orang-orang yang berjasa. Menggunakan nada atau irama yang sangat resmi, membahas tentang sesuatu yang mulia, dan memiliki sifat yang menyanjung. 
  4. Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran ataupun tuntunan.
  5. Romansa ialah puisi yang isinya tentang luapan perasaan cinta dan kasih sayang.
  6. Elegi yakni puisi tentang kesedihan.
  7. Satire ialah puisi yang isinya berupa sindiran ataupun kritikan.
Menurut Damayanti (2013:85), jenis puisi baru dilihat dari bentuknya atau jumlah baris dalam 1 baitnya, antara lain:
  1. Distikon merupakan puisi dimana pada tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
  2. Terzina ialah puisi dimana tiap baitnya terdiri atas 3 baris.
  3. Kuatrain yakni puisi empat seuntai dimana puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris .
  4. Kuint ialah puisi lima seuntai yang mana pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris. 
  5. Sektet yaitu puisi enam seuntai yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris. 
  6. Septime ialah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris atau  puisi tujuh seuntai.
  7. Oktaf/Stanza merupakan puisi dimana tiap baitnya terdiri dari 8 baris.
  8. Soneta ialah puisi yang terdiri dari 14 baris dan terbagi menjadi dua, yakni pada dua bait pertama masing-masing empat baris dan pada dua bait kedua masing-masing tiga baris

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter