Kebahagiaan dan keberhasilan itu
memiliki tanda-tanda yang bisa ditangkap dengan isyarat-isyarat yang tampak
nyata. Tanda-tanda dan isyarat-isyarat itu adalah saksi peningkatan
tahapan yang bisa dicapai.
Di antara tanda-tanda kebahagiaan dan keberhasilan
itu adalah bahwa semakin ilmu seseorang hamba bertambah, maka akan bertambah
pula kerendahan hatinya dan rasa belas kasihnya. Seperti mutiara yang mahal,
semakin dalam tempatnya di dasar laut, maka semakin tinggi
harganya. Dan, orang yang bijaksana akan menyadari bahwa ilmu itu
adalah anugerah, yang dengannya Allah mengujinya. Jika ia mensyukuri dan
menerimanya dengan baik, maka Allah akan mengangkat derajatnya.
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al Mujadilah: 11)
Semakin orang itu bertambah amal
perbuatannya, maka akan semakin bertambah pula kehati-hatian dan rasa takutnya
kepada Allah S.W.T. Dia akan semakin berhati-hati agar kakinya tidak tergelintir,
lisannya tidak kelepasan omong, dan hatinya tidak berbalik. Dia selalu
bercermin dan mewanti-wanti dirinya. Bak seekor burung yang sangat hati-hati,
setiap hinggap di satu dahan, maka dia akan secepatnya terbang dan hinggap di
dahan yang lain. Dia takut terhadap bidikan peluru si pemburu. Semakin
bertambah usia seorang hamba, maka semakin berkurang ketamakannya. Karena dia
menyadari bahwa dirinya semakin mendekati akhir perjalanan, telah banyak
tahapan kehidupan ini yang dilaluinya, dan sudah mendekati sebuah keyakinan
yang pasti terjadi: kematian. Semakin bertambah hartanya, maka akan semakin ia
menjadi lebih dermawan dan semakin banyak memberi. Sebab harta hanyalah barang
titipan, sementara yang memberi harta itu adalah sang Penguji. Kemungkinan-kemungkinan
untuk membelanjakan harta itu adalah kesempatan untuk mendapatkan tambahan
nilai dari sang Penguji, dan kapan pun kematian selalu mengintai. Semakin
meningkat status dan kehormatannya dalam
masyarakat, maka semakin dekat ia dengan masyarakat, semakin mudah memberi, dan
semakin rendah hati. Seluruh hamba itu adalah makhluk Allah, dan yang paling
dicintai-Nya adalah yang paling banyak memberikan manfaat kepada sesama.
Sedangkan tanda-tanda kesengsaraan
adalah semakin bertambah ilmu seseorang, maka ia semakin sombong dan angkuh
dalam tindak tanduk. Ilmunya tidak bermanfaat, hatinya kosong, wataknya
berangasan, dan tabiatnya kasar. Semakin bertambah amal perbuatannya, maka
semakin tinggi kesombongannya, semakin kecil orang-orang di sekitarnya, dan semakin
baik prasangkanya terhadap dirinya sendiri. Ia merasa bahwa dirinya akan
mendapatkan semua keberhasilan, sedangkan yang lain akan berjalan di bibir
kehancuran. Semakin bertambah usianya, semakin bertambah sifat rakusnya. Dia
terus menumpuk harta, tanpa harus mengeluarkannya. Berbagai bencana, musibah,
dan malapetaka tidak pernah menyentuh hati dan menyadarkannya. Semakin
bertambah harta, semakin bertambah pula kekikirannya. Tak ada nilai yang bisa
dibanggakan di dalam hatinya. Tak ada bekas-bekas pengorbanan di telapak
tangannya. Dan, tak tampak guratan-guratan akhlak mulia di wajahnya. Semakin
tinggi status dan kedudukannya dalam masyarakat, maka semakin tinggi pula
kesombongannya. Dia tertipu dan terperdaya. Obsesinya tinggi, semburan napasnya
kuat, dan kepakan sayapnya keras, namun pada akhirnya tak ada yang diraihnya.
Rasulullah pernah bersabda ,”Kelak pada
hari Kiamat, orang-orang yang sombong akan dihimpunkan dalam barisan
semut-semut kecil yang diinjak-injak oleh kaki manusia”. Semua ini adalah cobaan
dan ujian dari Allah bagi hamba-hamba-Nya. Ada yang dengan ujian ini menjadi
bahagia, namun ada pula yang dengan ujian ini menjadi sengsara.
La Tahzan: 391
Post a Comment
Post a Comment