Pemenggalan Kata

Post a Comment
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemenggalan kata. Pemenggalan kata berhubungan dengan kata sebagai satuan tulisan, sedangkan penyukuan kata bertalian dengan kata sebagai satuan bunyi bahasa. Misalnya, afiks pada kata dapat kita penggal walaupun tidak cocok dengan pelafalannya.
Faktor lain adalah kesatuan pernapasan pada kata tersebut. Kata 'nakal', jika dilihat fari segi pola sukunya kelihatannya layak untuk dipenggal menjadi 'nak' dan 'al' karena dalam bahasa Indonesia pola suku kata KVK (nak) dan VK (al) memang ada. Akan tetapi, jika kita memperhatikan pula hembusan napas waktu mengucapkan kata itu akan kita rasakan bahwa hembusan napas yang pertama berakhir pada 'na', sedangkan hembusan yang kedua mulai bukan dengan 'al', melainkan dengan 'kal'. Karena itu, pemisahan yang benar adalah 'na-kal' dan bukan 'nak-al'.
Kata 'walaupun' dan 'maukah' sama-sama memiliki urutan vokal 'au'. Namun, 'walaupun' tidak dapat dipenggal menjadi 'wala-upun', sedangkan maukah dapat menjadi 'ma-ukah'. Alasannya ialah bahwa 'au' dalam 'walaupun' merupakan diftong, sedangkan 'au' dalam 'maukah' hanya merupakan deretan dua vokal biasa saja.
Kita harus pula menghindari pemenggalan pada akhir kata yang hanya terdiri atas satu huruf saja. Dengan demikian, 'meliputi', misalnya, dapat dipenggal menjadi 'me-liputi', tetapi tidak boleh menjadi 'meliput-i' karena huruf 'i' menjadi berdiri sendiri.

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter