Bahasa
Indonesia ialah bahasa yang terpenting di kawasan republik kita. Pentingnya
peranan bahasa itu antara lain bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
yang berbunyi: ‘Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia’ dan Undang-Undang Dasar 1945 kita yang di dalamnya
tercantum pasal khusus yang menyatakan bahwa ‘bahasa negara adalah bahasa
Indonesia’. Namun, di samping itu masih ada beberapa alasan lain mengapa bahasa
Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa
Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa ibu.
Penting tidaknya suatu bahasa dapat juga didasari patokan sejumlah penutur,
luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra, dan
pengungkap budaya.
Jika kita menggunakan patokan yang
pertama, yakni jumlah penutur, maka bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, jumlah
penuturnya mungkin tidak sebanyak bahasa Jawa atau bahasa Sunda. Akan tetapi,
jika pada jumlah itu ditambahkan penutur dwibahasawan yang menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa kedua, kedudukannya dalam deretan
jumlah penutur berbagai bahasa di Indonesia ada di peringkat pertama. Lagi
pula, hendaknya disadari bahwa jumlah penutur asli bahasa Indonesia lambat laun
akan bertambah. Pertambahan itu disebabkan oleh berbagai hal. Pertama, arus
pindah ke kota besar, seperti Jakarta, yang merupakan pumpunan pendatang yang
berbeda-beda bahasa ibunya, menciptakan keperluan akan alat perhubungan
bersama. Jika orang itu menetap, anak-anaknya tidak jarang akan dibesarkan
dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya. Kedua, perkawinan antarsuku
sering mendorong orang tua untuk berbahasa Indonesia dengan anaknya. Hal itu
terjadi jika kedua bahasa daerah yang dipakainya banyak perbedaannya. Ketiga,
yang bertalian dengan patokan kedua di atas, generasi muda golongan warga
negara yang berketurunan asing ada yang tidak lagi merasa perlu menguasai
bahasa leluhurnya. Anaknya akan dididik dengan bahasa Indonesia atau bahasa
daerah yang dipakai di lingkungannya. Keempat, orang tua masa kini, yang sama
atau berbeda latar budayanya, ada yang mengambil keputusan untuk menjadikan
anaknya penutur asli bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan
yang lebih penting dibandingkan dengan bahasa daerah. Harus dicatat di sini
bahwa kedudukannya yang penting itu sekali-kali bukan karena mutunya sebagai
bahasa, bukan karena besar-kecilnya jumlah kosakatanya atau keluwesan dalam
tata kalimatnya, dan bukan pula karena kemampuan daya ungkapnya. Di dalam
sejarah manusia pemilihan suatu bahasa sebagai lingua franca, yakni bahasa perantara orang yang latar budayanya
berbeda, bahasa kebangsaan, atau bahasa internasional tidak pernah dibimbing
oleh pertimbangan linguistik, logika, atau estetika, tetapi selalu oleh patokan
politik, ekonomi, dan demografi.
Post a Comment
Post a Comment