Apakah karya sastra itu? Untuk menjawab
pertanyaan itu tentu saja tidak dapat memakai pengertian bahwa yang dinamakan
karya sastra itu ialah segala sesuatu yang tercetak atau tertulis saja. Sebab,
pengertian tersebut tidak mencakup sastra lisan. Lagi pula tidak semua teks
yang tercetak atau tertulis itu termasuk karya
sastra.
Harus diingat bahwa antara karangan sastra dan
karangan ilmu pengetahuan bukanlah sejenis. Seandainya orang tetap memakai
pengertian di atas, makna sarjana sejarah sastra akan sama lapangan ilmunya
dengan sarjana sejarah kebudayaan. Jadi, lebih tepat jika dipakai pengertian
bahwa karya sastra ialah karya yang
imajinatif, baik karya lisan maupun tertulis. Karya sastra ialah karya yang
bersifat fiktif (rekaan). Sebuah karya sastra meskipun bahannya (inspirasinya)
diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah oleh pengarang melalui
imajinasinya sehingga tidak dapat diharapkan realitas dunia nyata. Sebab,
realitas dalam karya sastra sudah ditambah 'sesuatu' oleh pengarang, sehingga
kebenaran dalam karya sastra ialah kebenaran yang dianggap ideal oleh
pengarangnya.
Menurut Luxemburg, terdapat beberapa pendapat
tentang karya sastra sebagai dunia rekaan.
Ada pendapat yang menyatakan bahwa karya sastra
merupakan literature is an expression of
society (karya sastra merupakan pencerminan masyarakat), bahwa karya sastra
penggambaran kenyataan. Dalam konteks ini berlaku teori mimetis (tiruan).
Ada pendapat yang menyatakan bahwa karya sastra
menciptakan sebuah dunia sendiri, sebuah dunia baru yang kurang lebih lepas
dari kenyataan. Dalam konteks ini berlaku teori
creatio (penciptaan).
Sesungguhnya 2 pendapat di atas dalam karya
sastra saling melengkapi, tetapi kadang-kadang dalam dunia sastra dilukiskan
banyak hal yang dalam kenyataannya tidak pernah ada. Oleh sebab itu, wajar saja
jika membaca karya sastra dapat berhadapan dengan tokoh-tokoh, situasi-situasi,
dan peristiwa-peristiwa yang hanya terdapat dalam angan-angan/ khayalan
pengarang.
Meskipun teks karya sastra menciptakan dunia baru
(tokoh, peristiwa, latar, tindakan, dan lain-lain), tetapi tetap ada kaitan
dengan realitas dalam dunia nyata. Buktinya dunia baru yang ada dalam karya
sastra itu tetap dapat dimengerti oleh pembaca. Kalau dunia baru yang
diciptakan itu baru sama sekali, dalam arti tidak ada kaitan dengan realitas
dunia nyata, berarti teks karya sastra itu tidak mungkin dapat dimengerti oleh
pembaca. Dunia rekaan yang diciptakan pengarang sudah tentu pernah dialami
pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Pembaca berarti sudah
memiliki acuan sehingga ia dapat memahami suatu teks karya sastra sekalipun
yang dijumpai di dalamnya adalah dunia rekaan yang diciptakan oleh pengarang.
Namun demikian, setidaknya dunia rekaan itu sudah ia kenal dalam kehidupan
nyata. Karya sastra hasil imajinasi seseorang.
Post a Comment
Post a Comment