Contoh Teks Khutbah Jumat

Post a Comment


 Berikut ini adalah contoh teks khutbah Jumat singkat dan dapat dipakai untuk memberikan khutbah Jumat

 

Muqodimah Doa

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

 

Jamaah salah Jumat rahimakumullah.

Marilah kita memanjatkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT dengan nikmat dan hidayahNya, kita dapat berkumpul di sini menunaikan solat berjamah salat Jumat tanpa ada halangan apapun dan dalam keadaan baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah beliau hingga ajal menjemput kita.

Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan mulia ini, izinkan khotib mengingatkan pada diri khotib khususnya, dan pada jamaah umumnya. Untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita dari hari ke hari, dan dari waktu ke waktu. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam Al Quran surat Ali Imran:102.

Jamaah salah Jumat rahimakumullah

Pada khutbah ini, khatib akan menyampaikan salah satu hadist nabi terkait dengan diri kita sebagai muslim.

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ    تَرْكُهُ مَالاَ يَعْنِيهِ

Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317)

Dalam hadist ini menunjukkan bahwa tanda baiknya seorang muslim adalah dengan ia melakukan setiap kewajiban. Juga di antara tandanya adalah meninggalkan yang haram sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

الْمُسْلِمُ    مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ    مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

“Seorang muslim (yang baik) adalah yang tangan dan lisannya tidak menyakiti orang lain” (HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).

Jika Islam seseorang itu baik, maka sudah barang tentu ia meninggalkan pula perkara yang haram, yang syubhat dan perkataan yang makruh, begitu pula berlebihan dalam hal mubah yang sebenarnya ia tidak butuh.

 

 KHUTBAH 1

Islam dan Media Massa Saat Ini

Jamaah salat Jumat rahimakumullah

Keberadaan media massa sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Media massa mampu membentuk opini bahkan mengubah perilaku masyarakat. Seiring dengan itu, kehadiran media membawa nilai positif juga negatif. Sementara itu, aktivitas diarahkan membentuk perilaku yang baik bagi masyarakat sehingga media diharapkan juga dapat memberikan kontribusi melalui pemberitaan dalam pengembangan dakwah dalam masyarakat. Perkembangan perilaku sosial masyarakat di era informasi dominan dipengaruhi dari konstruksi media. Media mengenal agenda setting atau framing untuk mengonstruksi suatu peristiwa yang memiliki dampak luas bagi masyarakat. Hal ini seiring dengan transformasi informasi media yang menemukan momentumnya sejak memasuki era reformasi yang lebih terbuka menuju kebebasan berekspresi sebagai pijakan terbentuknya tatanan kehidupan masyarakat.

Sementara dampak dari transformasi informasi ke arah lebih terbuka itu menimbulkan perubahan drastis terhadap perilaku masyarakat. Perubahan mencolok lebih tampak dari aspek perilaku keagamaan di samping aspek lainnya. Perubahan perilaku keagamaan akibat dari transformasi informasi media, terindikasi dari moralitas masyarakat yang terkadang mengabaikan nilai-nilai agama. Maka kehadiran media mesti direspon sehingga memberi dampak positif terhadap perilaku keagamaan masyarakat serta mempertahankan nilai-nilai yang selama ini dianut masyarakat. Media hadir membawa dampak negatif terhadap perilaku keagamaan, jika dilihat dari sikap masyarakat yang mengakses informasi tidak selektif, khususnya bagi kalangan anak-anak dan remaja.

Jamaah salat Jumat rahimakumullah

Namun di sisi lain, media justru dipercaya memberi kontribusi positif terhadap perilaku masyarakat, termasuk bidang keagamaan. Hal ini tampak dari beragamnya acara keagamaan yang disajikan di media, baik cetak maupun elektronik yang menyajikan informasi di daerah maupun isu nasional. Di antara kontribusi media adalah terbagunnya sikap kritis masyarakat akibat keterbukaan informasi. Kegiatan dakwah kian semarak ditandai tingginya respon sejumlah media. Dalam perkembanganya, media mampu melakukan konstruksi sosial dalam membentuk opini publik terhadap realitas di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, mengukur positif dan negatifnya media terhadap perilaku masyarakat perlu kajian akademik sehingga memiliki kualifikasi keilmiahan. Tentu baik dan buruk dampak media sangat tergantung dari perspektif yang digunakan. Untuk itu, khotbah ini lebih difokuskan pada aspek keagamaan, kaitannya dengan perubahan perilaku akibat informasi media.

Jamaah salat Jumat rahimakumullah

Terjadinya penurunan nilai moral yang dianggap sebagai akibat negatif media menunjukkan masyarakat tidak selektif dalam menyimak sajian informasi media yang cukup beragam. Karakteristik masyarakat yang memiliki rasa ingin tahu dan keinginan mencoba segala sesuatu yang dilihatnya menjadi faktor determinan yang menjadikan acara televisi, internet atau media cetak membawa dampak negatif. Sementara media justru efektif dijadikan sebagai media dakwah untuk menyebarkan informasi-informasi keagamaan sehingga pesan- pesan dakwahnya dapat dicerna dan diamalkan masyarakat. Persoalan yang muncul kemudian adalah pada posisi media sebagai media dakwah atau justru kehadiran media menjadi tantangan dakwah.

Kegiatan dakwah diorientasikan untuk transformasi personal dan kolektif umat ke arah yang lebih baik serta meminimalisasi kemunkaran. Idealitas dakwah tersebut berhadapan dengan realitas kehidupan masyarakat yang lebih mengarah pada aspek pragmatisme di tengah menjamurnya budaya pop dan cenderung mengabaikan agama. Hal ini tidak terlepas dari kontribusi media pada sisi negatifnya mampu mempengaruhi hingga mengubah pola pikir hingga perilaku masyarakat yang paradoks dengan nilai-nilai budaya dan agama.

Aktivitas dakwah menjadi keniscayaan dengan melakukan inovasi-inovasi dalam menjaga eksistensi agama secara berkesinambungan. Dalam hal ini, Islam sebagai agama dakwah (missionary religion) menjadikan kegiatan tersebut sebagai perekat terpeliharanya nilai-nilainya Islam. Proses transmisi pesan-pesan dakwah dari seorang dai kehadapan khalayak mad’u yang menjadi sasaran dakwah, tentunya dalam bingkai amar ma’ruf nahi mungkar (menyeru pada kebaikan dan mencegah kemunkaran).

Jamaah salat Jumat rahimakumullah

Dalam konteks inilah, fenomena tersebut sejatinya dikritisi dalam perspektif jurnalisme dakwah. Upaya memproduksi karya-karya jurnalistik yang memuat pesan-pesan dakwah. Hal ini diselaraskan dengan tujuan mulia kegiatan dakwah adalah membimbing seseorang ke arah transformasi personal melalui perbaikan perilaku yang dibangun dari pemahaman keagamaan secara tepat. Transformasi personal meniscayakan pribadi dengan predikat beriman dan beramal saleh. Kadar keilmuan seseorang diperoleh dari seorang guru, termasuk di dalamnya mendengar ceramah berisi ilmu agama dari seorang dai.

Dinamika perkembangan dakwah kontemporer dihadapkan pada kompleksitas persoalan umat. Karenanya, para dai harus berkiprah secara profesional, guna memberi pencerahan agama bagi umat dalam menemukan atau mengurai persoalan-persoalan kehidupan agar tetap istiqamah, konsisten, menjalankan nilai-nilai agama yang diyakininya. Karenanya, Islam sebagai agama dakwah meniscayakan disebarluaskan kepada masyarakat. Kegiatan dakwah diyakini membawa pengaruh terhadap kemajuan Islam. Sebaliknya, aktivitas dakwah yang lemah akan berdampak pada kemunduran Islam. Dakwah adalah jalan paling utama dan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang di jalan dakwah merupakan hal yang sangat menentukan nasib setiap muslim untuk memiliki keyakinan yang mantap terhadap keselamatan arah perjalanan dakwah itu sendiri.

Berdakwah melalui media massa ini adalah merupakan tugas yang mulia dengan harapan mereka para pelaku media hiburan dapat memperjuangkan kebenaran dengan menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar dalam skala lebih luas melalui media tanpa membiaskan makna dakwah tersebut. Berbagai persoalan yang mengiringi pola dan intensitas perilaku keagamaan masyarakat tidak terlepas dari besarnya pengaruh media massa. Hal ini menarik dicermati dalam paradigma akademik. Justru aspek yang cukup menarik namun belum mendapat perhatian akademik yang baik, adalah pada dimensi media. Hal ini dianggap urgen untuk mengukur konstruksi sosial media massa dalam proses pengembangan dakwah.

Dakwah dan Media Massa

Kegiatan dakwah menjadi semarak dengan merambah dunia media massa yang terintegrasi. Dalam perkembanganya, media mampu melakukan rekonstruksi sosial dalam membentuk opini publik terhadap realitas di tengah-tengah masyarakat. Sementara dakwah senantiasa bersentuhan dengan realitas dalam masyarakat tertentu. Secara historis, interaksi Islam dengan realitas sosio-kultural terdapat dua kemungkinan. Pertama, dakwah Islam mampu memberikan pengaruh terhadap lingkungan sehingga terbentuknya realitas sosial yang baru. Kedua, dakwah Islam terpengaruh oleh perubahan masyarakat dalam arti eksistensi corak dan arahnya. Ini berarti bahwa aktualitas dakwah ditentukan oleh sistem sosio-kultural. Jika kemungkinan kedua ini yang terjadi maka dakwah akan bersifat statis atau terdapat dinamika dengan kadar hampir tidak berarti bagi perubahan sosio-kultural.

Dakwah dipahami secara lebih luas, yakni suatu proses internalisasi nilai-nilai Islam dalam kancah kehidupan, sehingga nilai-nilai tersebut dapat mewarnai perilaku masyarakat dalam tatanan kehidupan yang Islami. Dakwah adalah upaya menyampaikan nilai-nilai ajaran Islam, secara sederhana dan universal, dakwah adalah menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dengan demikian tampak bahwa ada kesamaan antara fungsi dakwah dan fungsi pers. Dalam hal ini, persamaan antara dakwah dan publisistik yaitu sama-sama menyampaikan isi pernyataan, sasarannya sama-sama yaitu manusia, sama-sama bertujuan agar manusia lain jadi sependapat, selangkah dan serasi dengan orang yang menyampaikan isi pernyataan. Dengan demikian, kelihatan bahwa antara dakwah dan media massa mempunyai hubungan yang erat, terutama dakwah masa kini sebagai alat penyampaian dakwah kepada khalayak.

Kini masyarakat dapat leluasa membaca surat kabar (baik cetak maupun elektronik) apa saja dari surat kabar politik, dakwah, sampai surat kabar yang seluruh isi halamannya diisi dengan bentuk-bentuk sensual lengkap dengan gambar-gambarnya yang serba terbuka dan menantang. Bahkan kini telah muncul pula surat kabar digital yang bisa diakses di internet semacam detik.com atau astaga.com dan lain-lain. Namun demikian perlu pula diingat bahwa pada dasarnya, media massa adalah pedang bermata dua, ia dapat menjadi alat dakwah yang sangat efektif, tetapi pada saat bersamaan ia juga dapat menjadi medium propaganda setan yang paling jitu.

Jamaah salat Jumat rahimakumullah

Oleh karena itu menulis pesan-pesan dakwah di media massa perlu memperhatikan karakteristik media massa tersebut. Karena itu bahasa dakwah harus memiliki sifat singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas dan menarik. Sedang bahasa agama adalah bahasa yang mengedepankan kemurnian, kebenaran, kebersihan, jauh dari kata-kata kotor, kasar, tidak simpatik dan menyingkirkan kata-kata yang bernada hasutan. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Hujurat/49:11-12.

11. Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.

12. Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْم

قُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا

فَاسْتَغْفِرُوْ اللهَإِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ

 

 

 KHUTBAH 2

      إِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ

      نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ

      وَنَعُوْذُ بِاللّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا

      وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا

      مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ

   وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ


    أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ

    وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

    صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ

    وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ    أَمَّا بَعْدُ


 

Jamaah salat Jumat rahimakumullah

Dari Khutbah pertama, dapat disimpulkan terkait Islam dan Media Massa

1. Berdasarkan pada fungsi media massa untuk memberi informasi pada khalayak, tentunya sesuai dengan tujuan dakwah itu sendiri, di mana dakwah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman keislaman seseorang maka tindakan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara dan media sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan kaidah Islam. Namun demikian, karena sifat khusus tindakan dakwah, maka tindakan yang hanya berisikan tentang ajakan, seruan panggilan dan penyampaian pesan seseorang atau sekelompok orang sehingga orang lain dan masyarakat menjadi muslim yang dapat disebut sebagai tindakan dakwah dalam pengertian yang luas.

2.    Dakwah merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kelangsungan hidup umat manusia terutama dalam menyiarkan suatu ajaran dalam masyarakat. Ajaran yang baik tidak mustahil akan hilang apabila tidak didakwahkan, dan sebaliknya ajaran yang sesat dapat tersiar dan membudaya dalam masyarakat jika didakwahkan secara berkesinambungan. Dengan aktivitas dakwah yang berkesinambungan maka akan mendorong kemaslahatan hidup manusia baik di dunia maupun di akhirat.

3. Pelaksanaan dakwah melalaui media sesungguhnya selaras perintah Islam yang mewajibkan sebagian dari umat Islam yang memiliki ilmu untuk berdakwah, terutama Ketika seorang muslim melihat kemunkaran yang dilakukan secara terang terangan.

4.    Dakwah bukan hanya sekadar kebaikan dan bukan pula untuk menambah jumlah kaum muslimin saja, akan tetapi hal itu dituntut justru untuk mewujudkan tanggung jawab misi umum diutusnya Nabi Muhammad saw di tangan umat Islam. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab setiap individu umat Islam yang wajib ditunaikan, karena tanggung jawab risalah ini telah dibebankan Allah atas umat untuk disampaikan kepada umat manusia setelah Nabi Muhammad wafat. Jika umat Islam melalaikan kewajiban dakwah ini berarti telah melalaikan kewajiban risalah yang diwajibkan oleh Allah untuk dilaksanakan dan Allah mengharamkan kedudukan ”khaira ummatin (sebaik-baik umat) karena kedudukan itu hanya diberikan kepada umat yang melaksanakan risalah dakwah.

 

 Sidang jamaah Jumat rahimakumullah.

Di penghujung khutbah kedua ini marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah SWT. Agar kita diselamatkan dari seluruh mara bahaya, marilah kita berdoa agar kita dihindarkan dari seluruh wabah, dan agar kita selalu dalam keimanan kita hingga akhir hayat kelak. Semoga Allah SWT memberikan hidayah kepada kita semua. Selainj itu, semoga kita dapat terhindar dari sifat-sifat yang kurang baik dalam menggunakan media.

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ،

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا

رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى اّلذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا

رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ

وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا

أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

والحمد لله رب العالمين

أَقِمِ الصَّلَاة

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter