Majas metafora adalah
semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk
yang singkat: bunga bangsa, buaya darat,
buah hati, dan cindera mata.
Majas metafora ini sebagai perbandingan secara langsung dan tidak menggunakan
kata pembanding: seperti, bak, bagai,
bagaikan. Pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses
terjadi pemaknaan kata tersebut sebenarnya sama dengan simile tetapi secara
berangsur-angsur keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan.
Berikut
ini contoh kalimat bermajas metafora:
1.
Kita harus menghindari lintah darat agar hidup
menjadi tenang.
2.
Pukul hari Rabu dini hari si jago merah melahap
habis rumah warga di desa saya.
3.
Bayu menjadi bintang kelas karena selalu
mendapat peringkat satu.
4.
Andi menjadi anak emas di sekolahnya karena
sering mengikuti olimpiade.
5. Mardiana dijuluki si kutu buku kerena sering
menghabiskan waktunya untuk membaca novel.
6.
Raja siang telah menampakkan diri di ufuk timur.
7.
Raja siang secara perlahan mulai tenggelam di
ufuk barat.
8.
Dewi malam telah menerani gelapnya malam ini.
9.
Ani adalah tulang punggung keluarga karena
ayahnya telah meninggal dunia.
10.
Ayah dan Ibuku bekerja banting tulang untuk mencukupi
kebutuhan keluarga.
11.
Bani bekerja banting tulang siang dan malam
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
12.
Setelah 2 tahun masa pernikahan, paman saya
mendapatkan buah hati yang cantik.
13.
Mirnawati adalah seorang bunga desa yang menjadi
idaman para lelaki di desanya.
14.
Banyak remaja di bawah umur yang terjerat dalam pergaulan
negatif sehingga menjadi kupu-kupu malam.
15.
Raja hutan yang gagah berani membuat semua
penghuni hutan takut kepadanya.
16.
Engkau adalah jantung hati yang tak pernah
tergantikan oleh orang lain.
17.
Belahan jiwaku telah pergi jauh meninggalkanku
sendiri di kota ini.
18.
Perpustakaan sekolah adalah salah satu gudang
ilmu yang wajib dikunjungi oleh siswa.
19.
Rani adalah kembang bangsa yang selalu membuat
banyak lelaki ingin memilikinya.
20.
Dia selalu mencari celah dan berusaha mencari
kambing hitam agar dia bebas dari masalah hukum.
21.
Para perampok akhirnya mati kutu ketika polisi
sudah datang di tempat kejadian perkara.
22.
Teknologi merupakan jendela dunia yang dapat dimanfaatkan
secara lebih bijak.
23.
Buku adalah salah satu jembatan ilmu untuk
meraih cita-cita.
24.
Anak-anak kita adalah tunas bangsa yang wajib
dijaga oleh negara.
25.
Para tikus kantor semakin bertindak
sewenang-wenang dan merugikan negara.
26.
Kau adalah tulang rusukku yang tidak dapat
digantikan oleh orang lain.
27.
Pardi itu berkepala batu sehingga diajak
bicarapun tidak pernah dijawab olehnya
28.
Kita harus berlapang dada menghadapi semua
persoalan yang sedang terjadi di negara ini.
29.
Kita harus rendah hati terhadap orang-orang yang
ada di sekitar kita.
30. Semua orang harus berkepala dingin agar dapat
menghadapi persoalan hidup dengan baik.
31. Jangan percaya terhadap buaya darat yang selalu
memanfaatkan perkataannya untuk mendapat wanita.
32.
Ia membeli cindera mata untuk semua keluarganya
yang berada di kampung.
33.
Pandi itu orangnya sangat keras kepala dan
semaunya sendiri dalam bertindak.
34.
Pujaan hatinya sudah meninggalkan dia sejak dua
tahun yang lalu.
35.
Kasus pencurian yang dilakukan akan di bawa ke
meja hijau untuk diproses secara hokum yang berlaku.
Demikian 35 contoh kalimat bermajas metafora.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete