4 Adab Murid Kepada Guru

2 comments
Di antara kelaziman hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat menghormati, saling menghargai satu sama lain. Dalam dunia pendidikan hal tersebut sangat penting dilakukan misalnya dalam lingkunga sekolah. Di sekolah merupakan salah satu majelis ilmu yang perlu adanya suasana yang harmonis, baik antara guru dengan guru, murid dengan murid, mau pun guru dengan murid. Di zaman yang modern seperti sekarang ini telah banyak pergeseran tentang adab atau perilaku yang menjurus kepada dekadensi moral, sikap murid terhadap guru sudah tidak dapat lagi dibedakan baik dalam perkataan, perbuatan ataupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang ada murid yang tidak menghormati gurunya, misalnya sikap tidak memberikan salam jikalau bertemu dengan guru. Padahal salam ini merupakan salah satu bentuk penghormatan murid terhadap guru.
Menurut bahasa, Adab mempunyai arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti, akhlak. Menurut istilah, Adab adalah pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Seseorang itu dapat dikatakan mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki adab dan budi pekerti yang baik. Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah SWT.
Sesungguhmya adab yang mulia ini adalah salah satu faktor penentu kebahagiaan dan keberhasilan seseorang. Beberapa contoh adab murid terhadap guru, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Ikhlas Sebelum Melangkah
Pertama kali sebelum melangkah untuk menuntut ilmu hendaknya kita berusaha selalu mengikhlaskan niat. Sebagaimana telah jelas niat adalah faktor penentu diterimanya sebuah amalan. Ilmu yang kita pelajari adalah ibadah, amalan yang mulia, maka sudah barang tentu butuh niat yang ikhlas dalam menjalaninya. Jika seorang murid berakhlak buruk kepada gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula, hilangnya berkah dari ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat menyebarkan ilmunya. Itu semua contoh dari dampak buruk yang mungkin terjadi jika seorang murid yang tidak ikhlas dalam menuntut ilmu dari seorang guru.
Dalil akan pentingnya ikhlas beramal di antaranya firman Allah:
                وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
Artinya :
“Padahal mereka tidak di suruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah SAW bersabda:
“ Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membantah orang bodoh, atau berbangga di hadapan ulama atau mencari perhatian manusia, maka dia masuk neraka.”

2. Manjaga Kehormatan Guru
Mengagungkan orang yang berilmu termasuk perkara yang dianjurkan dalam agama. Rasulullah SAW bersabda :
«لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَفِ لِعَالِمِنَا»
“ bukanlah termasuk golongan kami orang   yang   tidak   menghorrmti orang yang tua, tidak menyayangi yang muda dan tidak mengerti hak ulama kami. (HR. Ahmad 5/323, Hakim 1/122. Dishohihkan oleh al-Albani dalam Shohih Targhib 1/117)

Seorang murid hendaknya menganggap gurunya sebagai seorang pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar yang mengajarkan ilmu kepadanya, serta sebagai pendidik yang membimbingnya pada budi pekerti yang baik. Seorang murid kalau tidak percaya pada gurunya dalam hal ini maka dia tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Sebagai sebuah gambaran, jika seorang murid ragu-ragu dengan kemampuan ilmu gurunya, bagaimana mungkin dia akan mengambil manfaat darinya.
Para guru bukanlah malaikat, mereka tetap berbuat kesalahan. Seorang murid janganlah berusaha untuk mencari kesalahan atau kekurangan gurunya. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya” (QS. Al Hujurot:12).
Allah melarang mencari kesalahan orang lain dan menggibahnya. Bayangkan bagaimana sikap seseorang jika ia mendengar aib saudara atau kawannya?  Bukankah akan menyebabkan dampak yang buruk akan hubungan mereka? Prasangka buruk akan mencuat, jarak akan tambah memanjang, keinginan akrab pun tidak akan terbenak lagi di pikiran.
Lantas, bagaimanakah jika aib para ulama, dan para pengajar kebaikan yang tersebar? Sungguh manusia pun akan menjauhi mereka, ilmu yang ada pada mereka seakan tak terlihat, padahal tidaklah lebih di butuhkan oleh manusia melainkan para pengajar kebaikan yang menuntut hidupnya ke jalan yang benar. Belum lagi aib-aib dusta yang tersebar tentang mereka.

3. Doakan Kebaikan untuk Guru
Rasulullah SAW bersabda :
وَمَنْ أَتَى إِليْكُم مَعْروفاً فَكَافِئُوه فَإِنْ لَمْ تَجِدوا فَادْعُوا لَهُ، حَتَّى يَعلَمَ أن قَد كَافَئْتُمُوه
“Apabila ada yang berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan balasan yang setimpal. Apabila kamu tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga engkau memandang telah mencukupi untuk membalas dengan balasan yang setimpal.(HR. Abu Dawud 1672)
Imam Abu Hanifah berkata:
“Tidaklah aku sholat sejak kematian Hammad kecuali aku memintakan ampun untuknya dan orang tuaku. Aku selalu memintakan ampun untuk orang yang aku belajar darinya atau yang mengajariku ilmu.”

4. Sabar saat Bersamanya
Allah SWT berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (QS.Al Kahfi:28).

Al Imam As Syafi Rahimahullah mengatakan:
“Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru
Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya”

Peran guru sungguh besar karena yang telah memberikan ilmunya kepada manusia, yang kerap menahan amarahnya, yang selalu merasakan pedihnya menahan kesabaran, sungguh tak pantas seorang murid ini melupakan kebaikan gurunya. Jangan pernah lupa menyisipkan nama mereka dilantunan doa. Semoga Allah memberikan rahmat dan kebaikan kepada guru kaum Muslimin.

Postingan Terkait

2 comments

  1. Begitu juga sebaliknya, Dalam Doa Guru akan selalu dipanjatkan semua muridnya tanpa terkecuali, semoga mereka kelak jika sudah besar bisa menjadi orang yang berguna, bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, negara dan Agama. aamiin... :)

    ReplyDelete
  2. amin... Semoga kita tidak lupa dengan jasa guru-guru kita. Profesi guru bukanlah menjadi profesi yang biasa yang terkadang dianggap remeh oleh sebagian orang. Guru adalah orang tua dari murid ketika di sekolah. Pasti seorang guru tidaklah memberikan contoh yang kurang baik kepada muridnya.Ia akan selalu mendorong setiap anak didiknya agar menjadi bintang. Karena setiap anak adalah bintang..:D

    ReplyDelete

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter