Di antara kelaziman
hidup bermasyarakat adalah budaya saling hormat menghormati, saling menghargai
satu sama lain. Dalam dunia pendidikan hal tersebut sangat penting dilakukan
misalnya dalam lingkunga sekolah. Di sekolah merupakan salah satu majelis ilmu
yang perlu adanya suasana yang harmonis, baik antara guru dengan guru, murid
dengan murid, mau pun guru dengan murid. Di zaman yang modern seperti sekarang
ini telah banyak pergeseran tentang adab atau perilaku yang menjurus kepada
dekadensi moral, sikap murid terhadap guru sudah tidak dapat lagi dibedakan
baik dalam perkataan, perbuatan ataupun perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Terkadang ada murid yang tidak menghormati gurunya, misalnya sikap tidak
memberikan salam jikalau bertemu dengan guru. Padahal salam ini merupakan salah
satu bentuk penghormatan murid terhadap guru.
Menurut bahasa, Adab mempunyai
arti kesopanan, kehalusan dan
kebaikan budi pekerti, akhlak. Menurut istilah, Adab adalah pengetahuan
yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Seseorang itu dapat
dikatakan mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki
adab dan budi pekerti yang baik. Seseorang akan menjadi orang yang beradab
dengan baik apabila ia mampu menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang
hakiki. Tidak merasa sombong dan tinggi hati dan selalu ingat bahwa apa yang
ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah SWT.
Sesungguhmya adab yang
mulia ini adalah salah satu faktor penentu kebahagiaan dan keberhasilan
seseorang. Beberapa contoh adab murid terhadap guru, diantaranya adalah sebagai
berikut :
1. Ikhlas Sebelum Melangkah
Pertama kali sebelum melangkah
untuk menuntut ilmu hendaknya kita berusaha selalu mengikhlaskan niat. Sebagaimana
telah jelas niat adalah faktor penentu diterimanya sebuah amalan. Ilmu yang
kita pelajari adalah ibadah, amalan yang mulia, maka sudah barang tentu butuh
niat yang ikhlas dalam menjalaninya. Jika seorang murid berakhlak buruk kepada
gurunya maka akan menimbulkan dampak yang buruk pula, hilangnya berkah dari
ilmu yang didapat, tidak dapat mengamalkan ilmunya, atau tidak dapat
menyebarkan ilmunya. Itu semua contoh dari dampak buruk yang mungkin terjadi
jika seorang murid yang tidak ikhlas dalam menuntut ilmu dari seorang guru.
Dalil akan pentingnya
ikhlas beramal di antaranya firman Allah:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء
Artinya :
“Padahal mereka tidak
di suruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
dalam (menjalankan) agama yang lurus”. (QS.
Al-Bayyinah: 5)
Rasulullah SAW
bersabda:
“ Barangsiapa yang
menuntut ilmu untuk membantah orang bodoh, atau berbangga di hadapan ulama atau
mencari perhatian manusia, maka dia masuk neraka.”
2. Manjaga Kehormatan Guru
Mengagungkan orang yang
berilmu termasuk perkara yang dianjurkan dalam agama. Rasulullah SAW bersabda :
«لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَفِ لِعَالِمِنَا»
“ bukanlah termasuk
golongan kami orang yang tidak
menghorrmti orang yang tua, tidak menyayangi yang muda dan tidak
mengerti hak ulama kami. (HR. Ahmad
5/323, Hakim 1/122. Dishohihkan oleh al-Albani dalam Shohih Targhib 1/117)
Seorang murid hendaknya
menganggap gurunya sebagai seorang pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar yang
mengajarkan ilmu kepadanya, serta sebagai pendidik yang membimbingnya pada budi
pekerti yang baik. Seorang murid kalau tidak percaya pada gurunya dalam hal ini
maka dia tidak akan mendapatkan apa yang dia inginkan. Sebagai sebuah gambaran,
jika seorang murid ragu-ragu dengan kemampuan ilmu gurunya, bagaimana mungkin
dia akan mengambil manfaat darinya.
Para guru bukanlah
malaikat, mereka tetap berbuat kesalahan. Seorang murid janganlah berusaha
untuk mencari kesalahan atau kekurangan gurunya. Allah SWT berfirman:
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
“Dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya” (QS. Al Hujurot:12).
Allah melarang mencari
kesalahan orang lain dan menggibahnya. Bayangkan bagaimana sikap seseorang jika
ia mendengar aib saudara atau kawannya?
Bukankah akan menyebabkan dampak yang buruk akan hubungan mereka?
Prasangka buruk akan mencuat, jarak akan tambah memanjang, keinginan akrab pun tidak
akan terbenak lagi di pikiran.
Lantas, bagaimanakah
jika aib para ulama, dan para pengajar kebaikan yang tersebar? Sungguh manusia
pun akan menjauhi mereka, ilmu yang ada pada mereka seakan tak terlihat,
padahal tidaklah lebih di butuhkan oleh manusia melainkan para pengajar
kebaikan yang menuntut hidupnya ke jalan yang benar. Belum lagi aib-aib dusta
yang tersebar tentang mereka.
3. Doakan Kebaikan untuk Guru
Rasulullah SAW bersabda
:
وَمَنْ أَتَى إِليْكُم مَعْروفاً فَكَافِئُوه فَإِنْ لَمْ تَجِدوا فَادْعُوا لَهُ، حَتَّى يَعلَمَ أن قَد كَافَئْتُمُوه
“Apabila ada yang
berbuat baik kepadamu maka balaslah dengan balasan yang setimpal. Apabila kamu
tidak bisa membalasnya, maka doakanlah dia hingga engkau memandang telah
mencukupi untuk membalas dengan balasan yang setimpal.”(HR. Abu Dawud 1672)
Imam Abu Hanifah berkata:
“Tidaklah aku sholat
sejak kematian Hammad kecuali aku memintakan ampun untuknya dan orang tuaku.
Aku selalu memintakan ampun untuk orang yang aku belajar darinya atau yang
mengajariku ilmu.”
4. Sabar saat Bersamanya
Allah SWT berfirman :
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari
mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti
orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti
hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (QS.Al Kahfi:28).
Al Imam As Syafi Rahimahullah mengatakan:
“Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru
Sesungguhnya gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya”
Peran guru sungguh
besar karena yang telah memberikan ilmunya kepada manusia, yang kerap menahan
amarahnya, yang selalu merasakan pedihnya menahan kesabaran, sungguh tak pantas
seorang murid ini melupakan kebaikan gurunya. Jangan pernah lupa menyisipkan
nama mereka dilantunan doa. Semoga Allah memberikan rahmat dan kebaikan kepada
guru kaum Muslimin.
Begitu juga sebaliknya, Dalam Doa Guru akan selalu dipanjatkan semua muridnya tanpa terkecuali, semoga mereka kelak jika sudah besar bisa menjadi orang yang berguna, bermanfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, lingkungan, negara dan Agama. aamiin... :)
ReplyDeleteamin... Semoga kita tidak lupa dengan jasa guru-guru kita. Profesi guru bukanlah menjadi profesi yang biasa yang terkadang dianggap remeh oleh sebagian orang. Guru adalah orang tua dari murid ketika di sekolah. Pasti seorang guru tidaklah memberikan contoh yang kurang baik kepada muridnya.Ia akan selalu mendorong setiap anak didiknya agar menjadi bintang. Karena setiap anak adalah bintang..:D
ReplyDelete