Jendral Soedirman

Post a Comment
jendral soedirman sebagai kader muhammadiyah

Setiap bangsa memiliki sejarah perjuangan negaranya, baik itu perjuangan secara gerilya maupun tidak dan dibalik perjuangan suatu negara pasti ada sosok pahlawan yang rela berkorban demi tanah airnya. Pada masa penjajahan di Indonesia, kehidupan masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan dan hal itu menggerakan hati para pemuda bangsa untuk melawan para penjajah, sehingga sekitar tahun 1908 lahirlah berbagai organisasi gerakan pemuda yang berjuang untuk meraih kemerdekaan.
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan yang memiliki peran penting dalam perjuangan bangsa Indonesia. Muhammadiyah lahir di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 18 November 1912 oleh Muhammad Darwis atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kyai Haji Ahmad Dahlan.Kelahiran Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dari sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari. Mulai dari awal berdirinya hingga saat ini, Muhammadiyah telah banyak melahirkan pahlawan dan tokoh nasional bangsa, salah satunya yaitu Jenderal Soedirman (1916-1950). Soedirman sebenanya keturunan ‘wong cilik’ yaitu dari pasangan Karsid Kartowiroji dan Siyem. Ia dilahirkan di desa Bodaskarangjati, Purbalingga pada tanggal 24 Januari 1916, kemudian beliau diangkat anak oleh keluarga Cokrosunaryo yang merupakan seorang camat di Kecamatan Rembang. Cokrosunaryo juga yang memberikan nama Soedirman, beliau mengangkat Soedirman sebagai anak dengan harapan agar kelak Soedirman bisa sekolah dan menjadi orang terpandang, berguna bagi agama, masyarakat, dan negara. Istri Cokrosunaryo tidak lain merupakan kakak dari Siyem.
Soedirman berusia sekitar setengah tahun, Soedirman dan keluarganya memutuskan untuk pindah ke Cilacap karena Cokrosunaryo pensiun dari jabatan camat di Rembang dan akan diangkat menjadi Penasihat Pengadilan Negeri Cilacap. Keluarga Cokrosunaryo tinggal di Kampung Manggisan, Cilacap. Di kampung inilah Soedirman dididik dan dibesarkan di dalam keluarga Cokrosunaryo, Ia kemudian tumbuh menjadi pemuda yang disegani oleh masyarakat karena sifat dan kepribadiannya yang luhur. Jenderal Soedirman dikenal sebagai Bapak Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena sosoknya yang sangat disiplin, tegas, bertanggung jawab, teguh pendirian dan memiliki semangat yang tinggi, Selain itu, Ia juga dikenal dekat dengan para anak buahnya, sifatnya yang arif dan kebapakan membuatnya menjadi suri tauladan bagi tentara yang lain. Namun dibalik sifat kepimpinannya itu, belum banyak masyarakat yang mengetahui bahwa ia juga memiliki pribadi yang religius. Soedirman tumbuh ditengah masyarakat Jawa yang mayoritas beragama Islam, sejak kecil ia biasa pergi ke langgar untuk mengaji dan belajar pengetahuan agama Islam, sehingga sampai dewasa ia selalu menjaga kesalehannya. Ketika menginjak usia remaja, Soedirman menjadi pemuda aktivis Persyarikatan Muhammadiyah di Cilacap. Soedirman memiliki tingkat keislaman dan kemuhammadiyahan yang sangat kuat dan telah dijadikan pedoman hidup serta tuntunan dalam perjuangannya melawan penjajah.

Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter