Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini,
biasanya akan menjadi penebar isu dan desas desus yang tak bermanfaat. Itu
karena akal pikiran mereka selalu melayang-layang tak tahu arah. Saat paling
berbahaya bagi akal adalah manakala pemiliknya menganggur dan tak berbuat
apa-apa. Orang seperti itu, ibarat mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi
tanpa sopir, akan mudah oleng ke kanan dan ke kiri.
Bila pada suatu hari anda akan mendapatkan diri anda
menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah, dan cemas. Sebab,
dalam keadaan kosong itulah pikiran anda akan menerawang kemana-mana. Mulai
dari mengingat kegelapn masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga
mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu anda alami. Dan itu, membuat
akal pikiran anda tidak terkendali dan mudah lepas kontrol. Maka dari itu,
mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik daripada terlarut
dalam kekosongan yang membinasakan. Singkatnya, membiarkan diri dalam
kekosongan itu sama halnya dengan bunuh diri dan merusak tubuh dengan narkoba.
Waktu kosong itu tak ubahnya dengan siksaan halus
ala penjara Cina; meletakkan narapidana di bawah pipa air yang hanya dapat
meneteskan air satu tetes setiap menit selama bertahun-tahun. Dan dalam masa
penantian yang panjang itulah, biasanya seorang napi akan menjadi stres dan
gila.
Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktub
kosong adalah pencuri yang culas. Adapun akal anda, tak lain merupakan mangsa
empuk yang siap dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tersebut,
kelengahan dan si ‘pencuri’.
Karena itu, bangkitlah sekarang juga. Kerjakan
shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja,
merapikan kamar, atau berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk
mengusir kekosongan itu.
Bunuhlah setiap waktu kosong dengan ‘pisau’
kesibukan.
La
Tahzan: 14
Post a Comment
Post a Comment