Jenis-Jenis Makna

Post a Comment
Menurut beberapa para ahli, jenis makna dapat dibedakan menjadi :
1.             Makna Afektif
Makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat. Oleh karena itu makna afektif berhubungan dengan reaksi pendengar atau pembaca dalam dimensi rasa, maka dengan sendirinya makna afektif berhubungan pula dengan gaya bahasa.
2.             Makna Denotatif
Makna denotatif merupakan makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa yang diterapi satuan bahasa itu secara tepat. Makna denotatif adalah makna yang polos, makna apa adanya. Makna denotatif didasarkan atas penunjukkan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan pada konvensi tertentu.
3.             Makna Deskriptif
Makna deskriptif atau makna kognitif atau makna referensial adalah makna yang terkandung di dalam setiap kata. Makna yang ditunjukkan oleh lambang itu sendiri. Jadi, kalau seorang mengatakan air, maka yang dimaksud adalah sejenis benda cair yang digunakan untuk mandi, mencuci atau diminum.
4.             Makna Ekstensi
Makna ekstensi adalah makna yang mencakup semua ciri objek atau konsep. Makna ini meliputi semua konsep yang ada pada kata. Makna ekstensi mencakup semua makna yang muncul dalam kata. Misal kata Ayah dapat dimaknakan orang tua, laki-laki, telah beristri, kepala rumah tangga.
 5.             Makna Emotif
Makna meotif merupakan makna yang timbul akibat adanya reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai/terhadap apa yang dipikirkan atau dirasakan. Misal kata kerbau yang muncul dari urutan kata engkau kerbau. Kata kerbau ini menimbulkan perasaan yang tidak enak bagi pendengar, atau dengan kata lain, kata kerbau mengandung makna emosi.
6.             Makna Gramatikal
Makna gramatikal atau makna fungsional atau makna struktural adalah makna yang muncul akibat berfungsinya kata dalam kalimat. Kata mata mengandung makna leksikal alat atau indra yang terdapat di kepala yang berfungsi untuk melihat. Namun setelah kata mata ditempatkan dalam kalimat, misalkan. “Hei, mana matamu?” Kata mata tidak mengacu lagi pada makna alat untuk melihat, tetapi menunjuk pada cara bekerja, cara mengerjakan yang hasilnya kotor.
7.             Makna Kiasan
Makna kiasan adalah pemakaian kata yang maknanya tidak sebenarnya. Makna kiasan tidak sesuai lagi dengan konsep yang terdapat di dalam kata tersebut. Makna kiasan sudah bergeser dari makna sebenarnya, namun kalau dipikir secara mendalam, masih ada kaitan dengan makna sebenarnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat kata bintang yang bermakna benda langit yang berkelip-kelip jika dilihat pada waktu malam. Namun, kalau seseorang berkata, “dia bintang lapangan.”. urutan kata bintang lapangan bermakna kiasan, orang yang terampil bermain sepak bola.



Postingan Terkait

Post a Comment

Subscribe Our Newsletter