Jenis-Jenis Kata Ganti (Pronomina)

Unsur Ekstrinsik cerpen merupakan salah satu unsur pembangun dalam karya sastra (cerpen atau novel). Pada kesempatan sebelumnya telah dibahas mengenai unsurintrinsik cerpen. Unsur ekstrinsik berbeda dengan unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik berarti unsur yang membangun cerita dari luar cerita tersebut sedangkan unsur intrinsik berarti unsur yang membangun cerita dari dalam cerita. Unsur ekstrinsik ini sangat berkaitan dengan unsur intrinsik. Karya sastra dibangun berdasarkan kedua unsur tersebut. Keduanya sama-sama penting dalam sebuah karya sastra (novel ataupun cerpen). Berikut ini akan dibahas mengenai unsur pembangun cerita dari luar karya sastra.

Unsur-unsur ekstrinsik cerpen

Unsur-unsur ekstrinsik dalam cerpen memuat tiga hal, yaitu:

1.       Latar belakang masyarakat

2.       Latar belakang penulis

3.       Nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen

Penjelasan!

1. Latar belakang  masyarakat

Latar belakang masyarakat adalah merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan masyarakat. Penulis merupakan orang yang ada dalam masyarakat sehingga berpengaruh terhadap hasil karya yang dihasilkannya. Beberapa hal yang mempengaruhi karya sastra berdasarkan latar belakang masyarakat adalah sebagai berikut:

A.   Ideologi suatu negara

Konsisi ideologi suatu negara sangat mempengarui sebuah karya sastra. Baik itu cerpen maupun novel. Setiap negara mempunyai ideologi yang berbeda dengan negara lainnya sehingga akan melahirkan hasil karya sastra yang berbeda pula.

B.   Kondisi politik suatu negara

Konsisi politik suatu negara atau wilayah akan sangat mempengaruhi sebuah karya sastra. Politik yang berkembang pada suatu negara akan menjadi gambaran atau cerminan dari kegiatan politik yang ada dalam negara tersebut.

C.   Kondisi ekonomi suatu negara

Kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara akan sangat berpengaruh terhadap terhadap sebuah karya sastra.

D.   Konsisi sosial suatu negara

Kondisi sosial masyarakat juga akan mempengaruhi terhadap hasil sebuah karya sastra.

2. Latar belakang penulis

Latar belakang penulis merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi suatu karya sastra dari luar. Faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang mempengaruhi atau memotivasi penulis dalam membuat karya sastra. Latar belakang penulis sebagai berikut:

      A.      Riwayat hidup penulis

Riwayat hidup penulis berkaitan tentang biografi penulis secara keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikiran penulis dalam membuat karya satra, misal novel atau cerpen. Dalam menulis karya sastra, penulis lebih banyak menggunakan pengalaman-pengalaman penulis dan imajinasi yang dipikirkanya. Faktor ini akan mempengaruhi gaya bahasa atau gaya penulisan dari penulis (genre dari seorang penulis tersebut).

      B.      Kondisi psikologis

Kondisi psikologis berkaitan dengan motivasi seorang penulis dalam membuat karya sastra. Keadaan psikologis penulis akan mempengaruhi apa yang ada di dalam ceritanya. Misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat alur atau jalan cerita yang senang pula dan juga sebaliknya.

C.   Aliran sastra penulis

Setiap penulis memiliki aliran sastra yang berbeda-beda dengan penulis lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap gaya penulisan penulis di dalam membuat karya-karyanya.

3. Nilai-nilai yang terkandung di dalam cerpen

Unsur ekstrinsik karya sastra bisa disingkat menjadi Bu Esti Makan Ama SoP (Budaya Estetika Agama Moral Sosial Pendidikan).

1.   Nilai Budaya

Nilai budaya merupakan nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi, dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.

2.    Nilai Estetika

Pengalaman estetik bukanlah suatu yang mudah muncul, atau mudah diperoleh bagi para penikmat sastra. Pembaca karya sastra (penikmat sastra) membutuhkan pemusatan dan atau perhatian yang sungguh-sungguh. Hambatan yang sering dihadapi oleh pembaca adalah sifat emosional penghayat. Seseorang penhayat (penikmat sastra) yang merasakan adanya kepuasan setelah menghayati suatu karya maka orang tersebut dikatakan memperoleh kepuasan estetik. Kepuasan estetika merupakan kombinasi antara sifat subyektif dan kemampuan persepsi secara kompleks. Pada dasarnya pengalaman estetik merupakan hasil dari suatu interaksi antara suatu karya sastra dengan penghayatnya. Interaksi ini tidak akan terjadi tanpa adanya suatu kondisi yang memenuhi persyaratan. Kondisi yang dimaksud adalah kondisi penangkapan atas karya sastra yaitu kondisi intelektual dan kondisi emosional.

3.   Nilai Agama

Nilai agama merupakan hal-hal yang dapat dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam cerpen yang berkaitan dengan nilai atau ajaran agama.

4.   Nilai Moral

Nilai moral merupakan nilai-nilai yang terkandung di dalam sebuah karya sastra yang berkaitan dengan akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam sebuah karya sastra (cerpen atau novel) mengandung nilai moral yang dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari.

5.      Nilai Sosial

Nilai sosial merupakan nilai yang dapat diambil dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada di dalam karya sastra. Biasanya interaksi tokoh ini dapat dianalisis menggunakan pendekatan sosioloi sastra yang membahas tentang tokoh dan lingkungan tokoh dalam sebuah karya sastra.

6.      Nilai Pendidikan

Nilai pendidikan merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan pendidikan dalam sebuah karya sastra. Nilai pendidikan ini menyangkut aspek-aspek yang berkaitan dengan nilai pendidikan, misalnya perjuangan tokoh dalam memperoleh ilmu. Karya sastra (novel) yang mengandung nilai pendidikan salah satunya novel laskar pelangi.