Konflik
adalah ketegangan atau pertentangan di dalam cerita rekaan atau drama
(pertentangan antara dua kekuatan, pertentangan dalam diri satu tokoh,
pertentangan antara dua tokoh, dan sebagainya). Penyebab konflik adalah sesuatu
yang menyebabkan ketegangan atau pertentangan dalam cerita. Akibat konflik
adalah akhir atau hasil suatu konflik. Contoh konflik, penyebab, dan akibat
konflik dalam kutipan novel atau cerita pendek sebagai berikut:
Teks 1
Menurut
Ibu yang didengarnya dari Ayah, sebab terjadi penikaman terhadap opzichter
Belanda itu karena opzichter itu selalu mengganggu istri-istri mereka, dan
rupanya kuli-kuli kontrak itu sudah gelap matanya, tidak dapat lagi menahan
hati melihat opzichter itu mengganggu istri-istri mereka. Lalu, mereka
memutuskan ramai-ramai menyerang si opzichter.
(Kuli Kontrak, Mochtar Lubis)
Penyebab konflik
Opzichterselalu
mengganggu istri-istri kuli kontrak
Konflik
Rasa marah (gelap mata)
kuli-kuli kontrak terhadap opzichter
Akibat konflik
Kuli kontrak memutuskan
untuk menyerang opzichter
Teks 2
Tadi
pagi, aku ngamuk. Rasanya, ini amukanku yang terdahsyat sepanjang sejarah.
Keseeeel, …banget! Sumbernya, yah, siapa lagi kalau bukan Si Siti. Itu,
pembantu baru yang kelakuannya suka bikin takjub orang serumah. Bayangkan saja,
masa paper kewiraan yang sudah setengah mati kubuat, seenaknya saja dia lempar
ke tempat sampah. Dia tidak tahu betapa besar pengorbanan untuk membuat paper
itu. Tiga malam nyaris tidak tidur….
Sekitar
pukul dua siang, perutku keroncongan minta diisi. Aku segera keluar dari kamar
dan langsung ke dapur. Tapi, lho, mengapa begini sepi? Memang hari ini seluruh
keluarga sedang berlibur ke Bandung. Di rumah tinggal aku dan siti saja. Lalu,
ke mana dia? Aku mondar-mandir keliling rumah mencarinya, batang hidungnya pun
tidak tampak.
(Siti, Maria M. Manuwembun)
Penyebab konflik
Paper Kewiraan si aku
dibuang ke tempat sampah oleh Siti
Konflik
Si aku kesal dengan
tingkah laku Siti
Akibat konflik
Siti pergi dari rumah
Teks 3
Dari
jauh ia melihat lampu menyala dari rumahnya. Kerinduannya pada Ana Putri
bungsunya tiba-tiba menggebu. Ia menpercepat langkahnya dan siap menjawab
pertanyaan tentang mobilnya. Memang pernah sekali ia berbohong kepada keluarganya
bahwa mobilnya telah ditawar orang, karena itu ia sekali lagi melanjutkan
kebohongan itu bahwa mobilnya telah terjual dan dan dipakai untuk renovasi
rumah. Ia ngin sekadar menguji kehendak istrinya yang selama ini menghantui
pikirannya dan dituding sebagai suami dan kepala rumah tangga yang tak dapat
membuat bahagia anak dan istrinya.
“Biar
harga mobil kuno itu tak seberapa, aku pikir kita bisa mencari tambahan sedikit
lagi untuk memperbaiki rumah ini agar kau merasa berbahagia dan tidak malu lagi
bila dilirik tetangga.”
“Bapak
gimana sih! Masa, ketika semua orang naik mobil pribadi, kamu mau
berpanas-panas naik bis kota atau mikrolet? Kalau anak-anak ingin rekreasi
bagaimana? Kalau kita kondangan naik apa? Andong?”
“Habis
mobilnya rusak melulu. Daripada habis uang ke bengkel mendingan disimpan untuk
kebahagiaannmu.”
Tatiana
putri bungsunya protes dan tidak mau makan malam dengan papanya, kecuali kalau
papanya berjanji akan membeli lagi mobil. Karena setiap pagi Ana selalu diantar papanya ke
sekolah.
Penyebab konflik
Si Bapak mengatakan
telah menjual mobilnya
Konflik
Ibu dan Anak protes
kepada Bapak
Akibat konflik
Tatiana putri bungsunya
protes dan tidak mau makan malam dengan papanya
Teks 4
Takdir
memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan.
Tanpa firasat
apa-apa, orang miskin
itu mendadak mati.
Anak-anaknya hanya bengong memandangi mayatnya
yang terbujur menyedihkan
di ranjang. Sementara
istrinya terus menangis, bukan
karena sedih, tapi karena bingung mesti beli kain kafan, nisan, sampai harus
bayar lunas kuburan. Seharian perempuan
itu pontang-panting cari
utangan, tetapi tetap saja
uangnya tak cukup buat biaya pemakaman.
”Bagaimana,
mau dikubur tidak?” Para pelayat yang sudah lama menunggu mulai menggerutu.
Karena merasa hanya bikin susah dan merepotkan, maka orang miskin itu pun
memutuskan untuk hidup kembali.
Penyebab konflik
Uangnya tak cukup untuk
biaya pemakaman
Konflik
Perempuan itu
pontang-panting cari utangan
Akibat konflik
Orang miskin itu
memutuskan hidup kembali
Teks 5
"Ini
tidak adil! Ini tidak adil!" teriak saya pada Jumat dini hari itu. Saya
tersedu-sedu di pojok ditunggui istri yang ikut berlelehan air matanya tak
mengerti. Saya memukul-mukul dinding sambil terus nyerocos.
''Mengapa
justru Bibit yang dipilih! Kenapa bukan saya bangkotannya. Kenapa bukan kamu,
ibunya. Kenapa bukan Joko, atau Jarot, atau Anting, atau Bening." Istri
serta-merta memeluk saya sambil menangis sejadi-jadinya. Sesungguhnya semesta
ini digelar berdasarkan perikemanusiaan dan periketuhanan?
Bibit,
satu-satunya harapan saya di dunia, harus saya buang. Jika dia sudah saya buang
dan tidak lagi merupakan bagian dari saya, tidak ada lagi alasan bagi Malaikat
Izrail memburunya ...
(Dinding Anak, Danarto)
Penyebab konflik
Kematian seorang anak
yang disayangi.
Konflik
Kekesalan dan
kekecewaan seseorang terhadap kejadian yang menimpanya.
Akibat konflik
Tokoh saya menganggap
Tuhan tidak adil.
Teks 6
"A Ling sudah pigi
Jakarta .... Nanti dia terbang naik pesawat pukul 09.00. la harus menemani
bibinya yang sekarang hidup sendiri, ia juga bisa mendapat sekolah yang bagus
di sana..."
Aku tertegun putus asa.
Rasanya tak percaya dengan apa yang kudengar. Terjawab sudah firasatku ketika
Bodenga mengunjungiku. ' Semangatku terkulai lumpuh. "Kalau ada
nasib, lain hari kalian bisa bertemu lagi." A Miauw menepuk-nepuk
pundakku. Aku terdiam dan menunduk seperti orang sedang mengheningkan cipta.
Tanganku mencengkeram kuat ikatan bunga-bunga liar dan selembar puisi. "la
titip salam buatmu dan ingin kamu menyimpan ini...."
(Laskar Pelangi, Andrea Hirata)
Konflik
Tokoh Aku kehilangan di
tinggal pergi kekasihnya
Penyebab konflik
A Ling pergi ke Jakarta
Akibat konflik
tokoh aku putus asa
Post a Comment
Post a Comment