Cepat Respon
(Hanya Cerita)
"Jon, di desa kita ada warung jual
miras. Ayo kita tindak!"
"Nggak usah. Yang penting jadi orang
baik."
Sebulan kemudian.
"Jon, para pemuda mulai suka
mabuk-mabukan di warung itu. Ayo kita tindak sebelum terlambat!"
"Buat apa? Lha wong mereka juga nggak
ganggu kita, kok."
Sebulan lagi berlalu.
"Jon, sekarang warung itu dibangun
tambah megah. Nggak cuma jual miras, sudah ada wanita tuna susilanya juga di
sana. Setengah penduduk desa sudah jadi pelanggan. Kalau kita tidak menindak
sekarang, besok-besok kita nggak akan punya kekuatan lagi."
"Urus diri sendiri dulu, nggak usah
ngurusin orang lain."
Setahun kemudian.
"Jon, desa kita sudah jadi pusat
maksiat. Masjid mau dirobohkan. Kamu, sebagai ta'mirnya, juga akan
diusir."
"Lho, lho. Kok gitu? Ya jangan gitu,
dong. Ayo kita lawan mereka!"
"Sudah terlambat, Jon. Kita sudah
jadi minoritas. Dulu saat mereka dengan getol menanamkan ideologi dan
memperluas kekuasaan, kita cuma sekedar jadi orang baik. Ternyata itu tidak
cukup."
***
Post a Comment
Post a Comment