Tragedi Winka dan Sihka
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
Struktur
Fisik
Tipografi
Puisi di atas
menggunakan pola zig zag. Puisi di atas termasuk ke dalam puisi kontemporer. Ada
pola zig zag ini menandakan tentang perjalanan kehidupan manusia (perkawinan) yang
berlika-liku, kadang berada di atas kadang di bawah. Puisi ini memiliki makna
perjalanan sebuah perkawinan yang tidak mulus. Pasti aka nada suatu cobaan yang
menerpa dalam setiap perkawinan atau dalam membangun rumah tangga.
Diksi
Dalam puisi Tragedi Winka dan Sihka hanya dapat
ditemui empat suku kata, yaitu: ka, win, sih, dan Ku. Dari keempat suku kata
tersebut, maka terbentuk beberapa pilihan kata: kawin, winka, sihka, ka, win,
sih, dan Ku. Beberapa kata di antaranya merupakan kata-kata baru hasil
pembebasan kata oleh Sutardji. Penyair berusaha untuk menggunakan menggunaka
kosa kata yang memang pada dasarnya tidak mempunyai arti atau makna tertentu
dalam KBBI. Permainan Bahasa dalam puisi tersebut pun mempunyai makna
tersendiri. Kata “kawin” mempunyai maksud dengan perjodohan laki-laki dengan
perempuan, sehingga menunjukkan symbol kebahagiaan bagi kedua mempelai,
sedangkan kata “winka” itu perpisahan antara keduanya. Kata “Kawin” adalah
persatuan, sebaliknya “winka” adalah perceraian. “Kasih” itu berarti cinta,
sedangkan “sihka” kebencian. Bila “kawin” dan “kasih” menjadi “winka” dan
“sihka” berarti berkaitan dengan peristiwa dalam kehidupan. Peristiwa tersebut dimulai
ketika terjadi “kawin” dan “kasih”. Kemudian seiring berjalannya waktu tidak
dapat dipertahankan lagi hingga berubah menjadi winka dan sihka (perceraian dan
kebencian). Kemudian terpecah sehingga ada kata ‘sih’ merupakan kata yang tidak
mempunyai arti sehingga menunjukkan kehidupan menjadi sia-sia belaka. Cobaan
itu kembali datang yang benar-benar memisahkan antara ka dan sih. Keduanya
hidup masing-masing. Akhirnya perkawinan tersebut berujung pada sebuah
kematian.
Imaji
-
Kata Konkret
-
Bahasa figuratif
-
Verifikasi
Verifikasi terdiri atas
rima, ritma, dan metrum.
Rima -
Ritme sangat
berhubungan dengan bunyi irama dan juga berhubungan dengan pengulangan bunyi,
kata, frasa, dan kalimat. Puisi Tragedi Winka dan Sihka ini banyak mengandung
ritme dan irama, yaitu:
Perulangan kata “kawin”
sebanyak lima kali berturut-turut pada baris pertama hingga baris kelima.
Perulangan kata “sih” pada
baris ke-31 hingga 36.
Perulangan kata “winka”
pada baris ke-15 hingga 17.
Perulangan kata “sihka”
pada baris ke-18 hingga 20
Perulangan kata “ka” di
setiap akhir baris ke-15 hingga 20.
Metrum -
Unsur Batin
Tema
Perjalanan kehidupan
manusia dalam berumahtangga.
Rasa atau feeling
Dalam menciptakan
puisi, penyair menungkapkan perasaan haru dalam setiap kata yang digunakannya.
Nada
Nada yaitu sikap
penyair kepada pembaca. Nada yang tercipta dalam puisi tersebut adalah meratap.
Amanat
Amanat yang dapat
diambil dari puisi Tragedi Winka dan Sihka yaitu bahwa kehidupan akan selalu
berputar. Kadang manusia dapat merasakan senang atau bahagia dan merasakan
kesedihan. Roda kehidupan akan selalu berputar. Dan kematian adalah akhir dalam
perjalanan manusia di dunia ini. Seseorang
harus dapat mengambil hikmah dari peristiwa yang dialaminya dan jangan berputus
asa dalam menghadapi masalah.
Tragedi paling mengerikan hehe
ReplyDelete