Paragraf naratif
merupakan paragraf yang menjelaskan atau menguraikan suatu peristiwa atau
kejadian berdasarkan urutan waktu.
Ciri-Ciri
Paragraf Naratif
1.
Berupa cerita
tentang sebuah peristiwa.
2.
Paragraf naratif
menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan.
3.
Dirangkai dalam
urutan waktu secara kronologis. (orientation, klimaks dan resolution)
4.
Memiliki
unsur-unsur utama seperti tokoh, latar, konflik dan sudut pandang pengarang.
5. Memiliki nilai
estetika. Di dalam paragraf narastif, penulis lebih membebaskan pikiran untuk
kreatif dalam menentukan diksi. Selain itu gaya penyusunan kalimat juga
mempengaruhi paragraf naratif tersebut.
Pola-pola
pengembangan paragraf naratif:
a.
Pengembangan
gagasan pola urutan waktu.
Urutan waktu
disebut pula pola kronologis. Dalam pola ini, kejadian-kejadian yang
diceritakan disampaikan dengan urutan waktu. Misalnya, dari pagi hingga pagi
lagi, dari zaman dahulu sampai zaman sekarang, dari permulaan hingga selesai,
dan sebagainya.
Contoh
paragraf naratif dengan pola pengembangan urutan waktu:
Sekolahku
libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan
seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan
keluarga. Ketika itu, aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi
aku telah berbenah dan menyiapkan pembekalan yang nantinya diperlukan.
Sepanjang perjalanan aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya
aku ketika sampai di pantai tersebut. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak
kakakku untuk bermain air. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena
kesibukan tiap harinya. Disana, aku dan keluargaku saling berfoto-foto untuk
mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa hari pun mulai sore menandakan
perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya
selesai. Dalam benakku, aku ingin kembali besok pagi.
b.
Pengembangan
gagasan pola urutan tempat
Pola pengembangan gagasan urutan
tempat, penulis mengungkapkan gagasan dimulai dari suatu tempat ke tempat
lainnya.
Jenis-Jenis
Paragraf Narastif
Menurut jenis
ceritanya, paragraf naratif dibedakan menjadi dua jenis paragraf, yaitu naratif
ekspositoris dan naratif sugestif.
1. Naratif Ekspositoris
Paragraf ini adalah
jenis narastif yang menceritakan rangkaian perbuatan yang disampaikan dengan
sangat informatif sehingga pembaca mengetahui dengan jelas bagaimana cerita
tersebut berlangsung. Paragraf ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan
pembacanya tentang suatu kisah dan ditulis berdasarkan peristiwa atau data yang
sebenarnya. Biasanya, paragraf ini menceritakan tentang kisah seseorang yang
diceritakan dari awal kehidupannya hingga kematiannya. Paragraf ini juga tidak
memiliki unsur sugestif atau bersifat objektif. Naraftif ekspositoris salah
satu contohnya adalah biografi.
Contoh:
Anjar Nugraha lahir
dari sebuah keluarga yang miskin pada tanggal 17 Januari 1993. Ayahnya hanyalah
seorang buruh tani dan ibunya tidak bekerja. Meskipun dia anak yang miskin,
Anjar memiliki semangat yang besar untuk merubah nasibnya. Dia juga merupakan
anak yang pintar di sekolahnya. Anjar menempuh pendidikan dasarnya di SD
Impress di sebuah desa terpencil. Pada umumnya, anak-anak di kampungnya
langsung berkerja setelah lulus dari sekolah dasar. Namun Anjar berbeda, dia
memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikannya. Kemudian dia
belajar di SMP N 30 yang letaknya jauh dari desanya. Anjar bahkan harus
berjalan kaki selama 3 jam untuk sampai di sekolah. Walaupun dia tetap
bersekolah, dia juga selalu membantu ayahnya untuk mendapatkan uang seperti
berjualan dan menjadi kuli panggul di pasar. Setelah lulus SMP dia hampir tidak
bisa melanjutkan pendidikannya di SMA. Beruntung seorang gurunya mau
menyekolahkannya di SMA berkat keinginannya yang kuat dan prestasi belajarnya.
Setelah lulus dari SMA dia mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Universitas
Indonesia. Anjar merupakan mahasiswa yang aktif baik dalam hal pelajaran maupun
organisasi. Kini Anjar Nugraha yang berasal dari desa terpencil dan miskin
telah sukses berkat ketekunannya. Anjar telah menjadi salah satu guru besar di
Universitas Indonesia.
2. Naratif Sugestif
Paragraf ini merupakan teks paragraf
yang hanya mengisahkan suatu cerita hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi dari
si pengarang. Jenis paragraf ini dapat ditemukan pada roman, cerpen, hikayat,
dongeng, dan novel. Paragraf ini selalu melibatkan daya khayal atau imajinasi
pembacanya karena tujuan yang ingin dicapai yaitu kesan terhadap peristiwa
seolah-olah pembaca berada atau terlibat di dalam cerita tersebut.
Contoh:
Patih Gajah Mada
menghunuskan pedangnya ke arah Raden Perkoso. Melihat apa yang dilakukan Patih
Gajah Mada, Raden Perkoso juga mengeluarkan pedang yang berada di punggungnya.
Tanpa banyak bicara Patih Perkoso langsung berlari menuju Patih Gajah Mada.
Lalu dia mengayunkan pedangnya ke arah kepala Patih Gajah Mada namun meleset.
Patih Gajah Mada yang berhasil menghindar mencoba untuk menyerang balik Raden
perkoso. Dia menerjang Raden Perkoso tepat di dadanya. Raden Perkoso pun
terpental dan pedangnya jatuh ke tanah. Dengan cepat Raden Perkoso bangkit dan
mengambil pedangnya kembali. Pertarungan antara 2 patih terhebat itu kembali
berlangsung. Mereka saling serang selama 2 hari 2 malam hingga akhirnya Patih
Gajah Mada memenangkan pertarungan itu dan Patih Raden Perkoso tewas.
Langkah-langkah
menulis paragraf naratif:
a. Mendaftar
topik-topik yang akan dikembangkan menjadi paragraf naratif.
b. Menyusun
kerangka paragraf naratif berdasarkan topik-topik itu dengan pola kronologis.
c. Mengembangkan
kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.
d. Menyunting
paragraf dengan memperhatikan kebenaran isinya, ketepatan pola/ susunannya,
serta ejaannya.
Post a Comment
Post a Comment