Pengertian- Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa lama
yang menggunakan bahasa Melayu. Hikayat ini biasanya menceritakan tentang
kisah, cerita, dan dongeng. Pada kesempatan ini akan disajikan tentang salah satu
hikayat yiatu Hikayat Sri Rama.
Pada suatu hari, Sri Rama dan Laksamana pergi mencari Sita Dewi.
Mereka berjalan menelusuri hutan rimba belantara namun tak juga mendapat kabar
keberadaan Sita Dewi.
Saat Sri Rama dan Laksamana berjalan di dalam hutan, mereka
bertemu dengan seekor burung jantan dan empat ekor burung betina. Lalu Sri Rama
bertanya pada burung jantan tentang keberadaan Sita Dewi yang diculik orang.
Burung jantan mengatakan bahwa Sri Rama tak bisa menjaga istrinya dengan baik,
tak seperti dia yang memiliki empat istri namun bisa menjaganya. Tersinggunglah
Sri Rama mendengar perkataan burung itu. Kemudian, Sri Rama memohon pada Dewata
Mulia Raya agar memgutuk burung itu menjadi buta hingga tak dapat melihat
istri-istrinya lagi. Seketika burung itu buta atas takdir Dewata Mulia Raya.
Malam tlah berganti siang. Di tengah perjalanan, mereka bertemu
dengan seekor bangau yang sedang minum di tepi danau. Bertanyalah Sri Rama pada
bangau itu. Bangau mengatakan bahwa ia melihat bayang-bayang seorang wanita
dibawa oleh Maharaja Rawana. Sri Rama merasa senang karena mendapat petunjuk
dari cerita bangau itu. Sebagai balas budi, Sri Rama memohon pada Dewata Mulia
Raya untuk membuat leher bangau menjadi lebih panjang sesuai dengan keinginan
bangau. Namun, Sri Rama khawatir jika leher bangau terlalu panjang maka dapat
dijerat orang.
Setelah Sri Rama memohon doa, ia kembali melanjutkan perjalanan.
Tak lama kemudian datanglah seorang anak yang hendak mengail. Tetapi, anak itu
melihat bangau yang sedang minum kemudian menjerat lehernya untuk dijual ke
pasar. Sri Rama dan Laksamana bertemu dengan anak itu dan membebaskan bangau
dengan memberi anak itu sebuah cincin.
Ketika dalam perjalanan, Sri Rama merasa haus dan menyuruh
Laksamana untuk mencarikannya air. Sri Rama menyuruh Laksamana untuk mengikuti
jatunya anak panah agar dapat menemukan sumber air. Setelah berhasil
mendapatkan air itu, Laksamana membawanya pada Sri Rama. Saat Sri Rama meminum
air itu, ternyata air itu busuk. Sri Rama meminta Laksamana untuk mengantarnya
ke tempat sumber air dimana Laksamana memperolehnya. Sesampai di tempat itu,
dilihatnya air itu berlinang-linang. Sri Rama mengatakan bahwa dulu pernah ada
binatang besar yang mati di hulu sungai itu. Kemudian, Sri Rama dan Laksamana
memutuskan untuk mengikuti jalan ke hulu sungai itu.
Mereka bertemu dengan seekor burung besar bernama Jentayu yang
tertambat sayapnya dan yang sebelah rebah. Sri Rama bertanya padanya mengapa
sampai Jentayu seperti itu. Jentayu menceritakan semuanya pada Sri Rama tentang
pertarungannya melawan Maharaja Rawana. Setelah Jentayu selesai bercerita, ia
lalu memberikan cincin yang dilontarkan Sita Dewi saat Jentayu gugur ke bumi
saat berperang dengan Maharaja Rawana. Kemudian, cincin itu diambil oleh Sri
Rama. Bahagialah Sri Rama melihat cincin itu memang benar cincin istrinya, Sita
Dewi.
Jentayu berpesan pada Sri Rama jika akan pergi menyeberang ke
negeri Langka Puri, Sri Rama tidak boleh singgah ke tepi laut karena di sana
terdapat gunung bernama Gendara Wanam. Di dalam bukit tersebut ada saudara
Jentayu yang bernama Dasampani sedang bertapa. Jentayu tak ingin saudaranya itu
mengetahui bahwa dirinya akan segera mati. Setelah Jentayu selesai berpesan, ia
pun mati.
Sri Rama menyuruh Laksamana mencari tempat yang tidak
terdapat manusia dengan memberinya sebuah tongkat. Tetapi, Laksamana tidak
berhasil menemukan tempat itu. Lalu ia kembali pada Sri Rama. Laksamana
mengatakan pada Sri Rama bahwa ia tidak dapat menemukan tempat sesuai perintah
Sri Rama. Kemudian, Sri Rama menyuruh Laksamana untuk menghimpun semua kayu api
dan meletakkannya di tanagn Sri Rama. Lalu diletakkannya bangkai Jentayu di
atas kayu api itu dan di bakar oleh Laksamana. Beberapa lama kemudian, api itu
padam. Laksamana heran melihat kesaktian Sri Rama yang tangannya tidak terluka
bakar sedikitpun. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan meninggalkan tempat
itu.
Post a Comment
Post a Comment